Bogor (Pendis)- Kegiatan Review Penyusunan Pedoman Literasi PAI SD di Bogor, 25-27 November 2019 diikuti oleh tim penyusun yang terdiri dari 30 Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI). Kegiatan ini sendiri merupakan lanjutan dari penyusunan pedoman literasi yang dilaksanakan bulan Agustus 2019.
Direktur Pendidikan Agama Islam, Rohmat Mulyana Sapdi menyambut baik kegiatan Subdit PAI pada SD/SDLB yang memfokuskan pada literasi. Menurutnya, literasi yang diartikan “melek” baik itu melek membaca, menulis maupun memahami isi bacaan merupakan kemampuan penting bagi seorang guru khususnya GPAI. “Selama ini kemampuan membaca rata-rata orang Indonesia baru academic reader bukan sebuah kebiasaan atau long life reader, pembaca sepanjang hayat.” tukasnya
Rohmat menekankan agar pedoman literasi yang disusun akan memasukkan kekhasan PAI, bukan hanya sekedar menambahkan kata “PAI”. Untuk membedakan dengan gerakan litertasi lainnya, ia juga menyarankan disisipkannya pemahaman akan moderasi beragama. “Guru dan siswa muslim harus melek literasi moderasi, yakni kemampuan memahami agama Islam yang bersifat moderat.” papar Direktur
Tahun ini Kementerian Agama melalui Direktorat PAI juga sudah menyusun buku-buku PAI sendiri yang sudah dinilai oleh Puslitbang Lektur.
Menurutnya, buku-buku tersebut disusun untuk menguatkan literasi PAI karena di dalamnya juga memuat cerita-cerita, pantun-pantun dengan kekhasan PAI khususnya untuk siswa sekolah dasar. “Tantangan terbesar adalah motivasi, mohon para GPAI ikut menguatkan dan menyukseskan literasi,” imbuhnya.
Sedangkan Kepala Subdit PAI SD/SDLB dalam pembukaan acara, 25 November 2019 secara terpisah menjelaskan tujuan dari kegiatan ini selain untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya nalar melalui literasi juga menyusun sebuah pedoman literasi PAI baik untuk siswa maupun guru di sekolah. Konstruksi pedoman literasi yang menjadi output adalah program pembiasaan, pengembangan, pembelajaran serta monitoring dan evaluasi dalam gerakan literasi PAI. (Wikan/Aan/Solla)
Bagikan: