Serpong (Pendis) - Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safei, memberikan tawaran kepada dosen PAI pada PTU (Perguruan Tinggi Umum) untuk melakukan sinergi sejumlah program pengembangan kapasitas dan kompetensi demi perbaikan kualitas dosen PAI pada PTU. Hal ini disampaikan dalam kegiatan "TOT Pengembangan Pembelajaran PAI pada PTU Angkatan 1" yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama bertempat di Hotel Santika BSD Serpong, 4-6 April 2017.
Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat dan JFU di lingkungan subdit PAI pada PTU dan beberapa kepala seksi di lingkungan Direktorat PAI serta dosen-dosen PAI (Pendidikan Agama Islam) pada PTU (Perguruan Tinggi Umum) dari berbagai propinsi. Dalam kegiatan ini, dilakukan pelantikan dan pengukuhan kepada Pengurus ADPISI (Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Seluruh Indonesia) periode 2017-2022 oleh Ketua Formatur terpilih yang disaksikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan Direktur Pendidikan Agama Islam.
Menurut Imam Safei, saat ini dibutuhkan sejumlah IN (Instruktur Nasional) untuk peningkatan Pendidikan Agama Islam, mulai tingkat TK, pendidikan dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi. IN ini bertugas untuk melakukan pendampingan dan inisiasi penguatan PAI sehingga PAI mampu berkontribusi bagi pemahaman keagamaan keislaman yang baik dan moderat serta menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan. "Jika dimungkinkan, Adpisi dapat menjadi mitra dalam melakukan pelatihan bagi dosen-dosen PAI pada PTU," papar pria kelahiran 27 September 1965.
Menurut pengasuh pondok pesantren Pandanawa Parung, "Indonesia ini ternyata jika dikalkulasi 80%-nya dipimpin oleh lulusan PTU, terutama dengan indikator jumlah menteri yang terlibat dalam kabinet kerja. Ini artinya, kualitas keagamaan pada PTU sangat memberikan corak atas warna pemimpin di negeri ini. Jika kualitas PAI pada PTU sangat baik maka insya Allah, corak pemimpin kita ke depan juga baik. Oleh karenanya, penting untuk memberikan perhatian serius bagi dosen PAI pada PTU ini."
Pada kesempatan itu, Direktur PAI juga mengingatkan bahwa kehadiran Subdit PAI pada PTU harus memberikan perbedaan dibanding dengan sebelum adanya Subdit ini. "Jika kemarin hanya dilayani oleh setingkat kepala seksi maka sekarang meningkat menjadi subdit. Ini artinya harus ada perbedaan program dan output antara sebelum dengan sesudah adanya subdit baru ini," papar Imam Safei. Oleh karenanya, akan segera dirancang untuk menyelenggarakan academic recharging bagi dosen PAI pada PTU. "Jika sebelum ada Subdit PAI pada PTU kegiatan academic recharging hanya diberikan kepada guru PAI pada sekolah, maka ke depan juga harus dibuka untuk dosen PAI pada PTU," papar Imam Safei.
Selain itu, Direktur juga menawarkan program afirmasi guru besar untuk Dosen PAI pada PTU. Sebab, menurut informasi yang diperoleh dari ADPISI, jumlah guru besar PAI pada PTU hanya berkisar di bawah 10 orang. Menurutnya, "Perguruan Tinggi yang tidak memiliki guru besar itu bagaikan hutan tanpa ada harimau. Oleh karenanya, saya mendorong untuk melakukan inisiasi program afirmasi guru besar untuk dosen PAI pada PTU." Meski demikian, persoalan jenjang karir profesi dosen PAI pada PTU perlu dikomunikasikan lebih lanjut dengan Kemenristek-Dikti.
Hal lain yang disampaikan oleh pejabat yang merangkap sebagai Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren ini adalah program Bina Kawasan. Program ini merupakan ikhtiar Kementerian Agama dalam mengawal bela negara dan pengembangan moderasi ajaran Islam di sejumlah daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). "Lulusan PTKI yang memiliki pemahaman keagamaan yang baik, militansi kenegaraan yang kuat, serta fisik yang kuat, akan diberikan tawaran untuk melakukan pendampingan atas layanan pendidikan agama Islam di sekolah dan di masyarakat 3T," papar Imam Safei. Dengan program ini, diharapkan di daerah perbatasan dan daerah tertinggal terjadi militansi kebangsaan dan pemahaman keagamaan yang sangat baik. (swd/dod)
Bagikan: