Bogor (Pendis) - Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam Rohmat Mulyana Sapdi, meminta kepada guru PAI untuk mengimplementasikan materi pengajaran Islam Rahmatan Lil Alamin di masing-masing satuan pendidikan.
"Fokus utama Islam Rahmatan Lil Alamin dari sekian banyak sasaran itu ada tiga yakni toleran, tawasuth dan tawazun," ujar Rohmat saat menjadi narasumber dalam Penguatan Wawasan Islam Rahmatan Lil Alamin dan Multikultural Siswa Sekolah di Bogor, Kamis (28/08).
Dikatakan Rohmat, di luar negeri khususnya Barat paham multikulturalisme seperti titik api. Bisa memantik kerusuhan jika diganggu. Barat amat mendewakan sisi kemanusiaan. Akan tetapi, menurutnya, multikultural yang dharapkan tidak seperti apa yang terjadi di Barat.
Rohmat meminta kepada guru PAI, untuk bisa mengajarkan rasa toleran kepada anak didik masing-masing. Toleran yang dimaksud, menurut Rohmat, yakni saling menghormati dan menghargai perbedaan, tawasuth yakni moderat tidak berlebihan dalam memandang sesuatu atau bersikap terutama kelompoknya yang berbeda dengan kelompok lain.
Di akhir sambutan, Rohmat kembali menguatkan bahwa pemerintah tidak mungkin menghilangkan PAI dari sekolah. Hal ini berkembang di tengah-tengah masyarakat, bahwa pemerintah akan menghilangkan pembelajaran agama Islam di Sekolah.
"PAI mengurus hal bersifat kecerdasan spiritual, jika dilepaskan juga beresiko besar buat bangsa dan negara yakni berubahnya negara pancasialis menjadi negara sekuler," pungkas Rohmat.
Kepala Subdit PAI SD/SDLB, Ilham, para peserta selain diberi penguatan materi ISRA dan multicultural, peserta juga diajari langsung bagaimana mengimplementasikan metode pembelajaran PAI berbasis ISRA.
"Termasuk juga bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis ISRA," terang Ilham. (Wikan/ M Yani)
Bagikan: