Direktur PAI: Pendidikan Harus Turut Memimpin Peradaban

Jumat, 18 Maret 2016 00:00 WIB
Pendis

Direktur PAI: Pendidikan Harus Turut Memimpin Peradaban

Palembang (Pendis) - Di depan 60 guru PAI SD se Sumatera Selatan, Kamis 17 Maret 2016, Direktur PAI Dr. H.Amin Haedari mengemukakan harapannya bahwa guru-guru di Sumatera Selatan harus siap menyambut dan mengikuti era keterbukaan khususnya dalam dunia pendidikan mengingat peran Sumatera Selatan beberapa tahun belakangan yang sering menjadi tuan rumah event-event bertaraf internasional. Tahun 2018 mendatang misalnya, Sumsel melalui Stadion Jakabaringnya siap menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games termasuk juga ajang sirkuit MotoGp. Karenanya Para guru PAI juga tak boleh kalah, harus pula siap menyambut dan menjadi bagian dari era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Amin Haedari menyinggung peringkat Indonesia dalam hal Indeks Pembangunan Manusia yang berada di urutan ke-121 dari 185 negara jauh teringgal dari Malaysia yang berada di peringkat 64. Tapi lanjutnya, ukuran pendidikan tidak semata-mata soal peringkat namun yang penting harus bisa ikut memimpin, yakni mempin dunia bahkan peradaban. Ada 4 faktor penting kemajuan sebuah negara yang akhirnya bisa menjadi pemimpin yakni inovasi, networking (hubungan), teknologi dan kelayakan SDM. Inovasi menempati urutan pertama dengan pengaruh sebesar 45%. Para guru harus bermain dalam ranah inovasi dalam pendidikan khususnya metode pembelajaran. Inovasi tak harus baru namun bisa berbentuk pengembangan. Pendidikan berkeadilan yang mendukung MEA menurutnya didukung oleh ketrampilan dan jiwa inovatif.

Sosok yang lahir di Ciamis, Jawa Barat ini juga menyitir ungkapan Arnold Toynbee seorang sejarawan dan pakar perubahan sosial yang mengatakan "Bukan individu yang kuat yang akan membangun peradaban melainkan individu yang kreatif". Hancurnya peradaban menurut Toynbee disebabkan oleh 2 hal yakni tantangan yang sangat keras atau lemahnya elit kreatif dalam menanggapi tantangan tersebut. Para guru dalam struktur demografi angkatan kerja berdasarkan latar belakang pendidikan di negara kita masuk dalam kelompok creative minority karena keberadaannya hanya 10%. Creative minority adalah sekelompok kecil manusia yang mampu untuk mencari solusi atas berbagai kesulitan tantangan peradaban yang kemudian diikuti oleh yang lain. Amin Haedari berharap dan yakin bahwa para guru PAI di Sumsel adalah sosok-sosok kreatif yang mampu menjadi pemecah solusi pendidikan terutama dalam era persaingan global.

(wikan/ra)


Tags:

Bagikan: