Jakarta (Pendis) - Upaya simultan terus dilakukan Kementerian Agama RI dalam menumbuh-kembangkan wawasan kebangsaan dan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam Rahmatan lil `alamin. Salah satunya adalah dengan menggelar Perkemahan Rohis Siswa SMA/SMK Tingkat Nasional III Tahun 2018.
Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Rohmat Mulyana Sapdi, Kemah Rohis Tahun 2018 mengangkat tema "Membentuk Generasi Islam Milenial yang Literat dan Moderat".
"Kemah Rohis akan diikuti 1470 peserta, pendamping, dan fasilitator dari 621 SMA/SMK dari 298 kabupaten/kota di Indonesia," turur Rohmat di Jakarta, Kamis (01/11).
Dikatakan Rohmat , perkemahan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menjaga stabilitas bangsa di tahun politik yang memanas. "Perkemahan ini bukan perkemahan biasa, tetapi mengandung misi strategis menyalurkan ide-ide moderasi Islam ke kalangan pegiat Rohis di sekolah-sekolah," pungkasnya.
Kasubdit PAI pada SMA/SMK, Unang Rahmat menuturkan Kemah Rohis yang akan diselenggarakan di Bumi Perkemahan Juru Seberang Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 5 s/d 10 November 2018.
Menurut Unang, ada beberapa perbedaan Perkemahan ROHIS III ini dengan Perkemahan ROHIS sebelumnya. Pertama, Jika pada Perkemahan ROHIS sebelumnya, seluruh peserta dilarang membawa gadget atau handphone, maka pada Perkemahan ROHIS III ini peserta diwajibkan membawa gadget.
"Peserta akan diberikan panduan bermedsos (fiqh medsos). Kita berharap, tumbuh tradisi `berpikir sebelum membagi informasi` (thinking before sharing)," jelasnya.
Kedua lanjut Unang, generasi milineal atau generasi Z adalah generasi gadget. Maka dengan membawa instrumen tersebut, anak-anak ROHIS ini dapat mewarnai media sosial dan mendiseminasikan informasi-informasi positif. Mereka tidak larut terbawa arus, malahan diharapkan akan dapat memberikan penyeimbang arus informasi di medsos yang kadang tidak terkendali.
Ketiga, anak-anak ROHIS ini banyak membantu menyemaikan moderasi beragama dan membantu tugas-tugas guru agama yang saat ini secara kuantitas sangat terbatas. Untuk itu, mereka adalah agen moderasi agama. Perkemahan ini dapat memberikan pemahaman kepada peserta mengenai pentingnya moderasi dalam beragama. (Tofiq Ridlo/dod)
Bagikan: