Yogyakarta (Pendis) - Begitulah yang disampaikan Prof. Dr. Rachmat Wahab, SU MA, Rektor Universitas Yogyakarta pada saat menyampaikan motivasi dan wawasan Islam Rahmatan Lil Alamin di hadapan mahasiswa peserta Penguatan Moderasi Islam di Yogyakarta, Jumat (12/10) di Yogyakarta kemarin.
Pernyataan Rektor tersebut meneguhkan langkah tepat Kementerian Agama yang kemudian ditindaklanjuti dengan diseminasi dan penguatan wawasan Islam Rahmatan Lil `Alamin bagi mahasiswa perguruan tinggi umum.
Nurul Huda, Kasubdit PAI pada PTU menyampaikan juga bahwa penguatan wawasan ini ingin menunjukkan bahwa negara hadir dalam merespon dan mengendalikan tumbuh kembangnya radikalisme dalam beragama.
Hadir di pertemuan ini 150 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jogjakarta, seperti UGM, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Cokroaminoto, Universiyas Aisyiah Jogjakarta, Universitas Mercubuana, Universitas Ahmad Dahlan, Institut Seni Indonesia, STT Adi Soetjipto, STT Nasional, dan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta.
"Diskusi dan seminar seperti ini akan makin menumbuhkan cara berpikir kritis anda. Dan mahasiswa wajib memiliki nalar kritis," jelasnya menegaskan. Hal demikian juga diamini oleh narasumber lainnya. Sahiron Syamsuddin, salah satu intelektual muda UIN Sunan Kalijaga menyampaikan kepada para peserta bahwa dalam memahami ajaran agama selalu tidak dalam tafsir tunggal. "Sebagai orang yang paham agama harus selalu menghormati pemahaman yang berbeda dengan pendapat kita," terang Sahiron menjelaskan materinya.
Alhasil, antara sesama muslim bahkan sesama warga negara Indonesia meski berbeda agama harus saling menghargai dan menghormati.
Memberikan tradisi kritis kepada mahasiswa harus menjadi mandat di setiap mata kuliah. Untuk itu, para dosen harus memberikan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan tradisi berpikir kritis.
Ahmad Rusdi, Kepala Seksi Pembinaan Keagamaan Mahasiswa pada Direktorat PAI di akhir penyampaian resume pertemuan ini, memyampaikan agar setiap mahasiswa membangun komitmen diri untuk menjaga moderasi dalam beragama. Dengan merujuk pada definisi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Rusdi mengingatkan agar mahasiswa menghindari 3 (tiga) sikap dan pemikiran yang diindikasikan radikal, yakni anti toleran, melawan NKRI dan menyebarkan takfiri (mudah mengkafirkan orang yang berbeda dengan diri kita). (N15/dod)
Bagikan: