Palangkaraya (Pendis) - Kalimantan Tengah menjadi salah satu provinsi yang menjadi sasaran program Direktorat PAI khususnya Sub Direktorat Sekolah Dasar (SD) untuk implementasi Pendidikan Multikultural yang dikemas dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Pada Sekolah. Acara yang dilaksanakan 21-23 September 2016 di Palangkaraya ini dibuka secara resmi oleh Isom Yusqi selaku Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Dalam sambutannya, Sesditjen menyatakan bahwa Peningkatan Kompetensi Guru (PKG) ini sangat bagus karena fokus pada bidang multikultural dan dilaksanakan di daerah yang juga sangat multikultural yakni Palangkaraya yang menurutnya akan menjadi Laboratorium Pendidikan Multikultural. Salah satu sasaran laboratorium ini ke depannya adalah sebagai wadah pembinaan para muallaf. Pada intinya pendidikan multikultural menekankan sikap memahami perbedaan. Apa yang harus diterapkan di sekolah khususnya bagi para peserta didik untuk memahami bahwa sesungguhnya perbedaan itu indah.
Isom menekankan ada 3 hal penting dalam pendidikan multikultural di sekolah. Pertama, guru mendorong siswa untuk bersyukur sebagai bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, adat istiadat dan kebudayaan. Diperlukan sikap saling toleransi (tasamuh) satu sama lain agar terjalin kebersamaan. Kedua, keragaman menuntut sikap moderat (tasawuth) atau tengah-tengah sebagai bentuk keseimbangan. Guru harus bisa mendorong siswa untuk menjunjung tinggi persatuan dan mengikis bibit-bibit radikal. Ketiga, guru terutama GPAI harus mendorong siswa untuk senantiasa berpihak pada kebenaran. Dengan populasi yang besar, maka kaum muslim memiliki saham terbesar dalam NKRI. Tegaknya NKRI amat ditentukan oleh kekuatan ukhuwah dan persatuan kaum muslimin dalam menegakkan kebenaran di bumi Indonesia. Ketiga hal ini harus senantiasa diinternalisasikan pada para peserta didik kita, ujarnya.
(Wikan/ra)
Bagikan: