Bogor (Pendis)- Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI Imam Safei memberikan arahan agar Pendidikan Agama Islam (PAI) ke depan berisi materi yang menantang, merangsang, menyenangkan dan manfaat (4M) bagi peserta didik. Direktorat Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam sistem pendidikan nasional dengan inisiatif program berdampak luas di tahun 2020-2025 bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Sebagaimana diketahui pada tahun anggaran 2019 ini, Direktorat Pendidikan Agama Islam terkena kebijakan blokir anggaran yang masuk ke output cadangan (OC) keuangan negara namun tidak menghalangi kinerja kelembagaan untuk memberikan output program yang bermutu dan berdampak luas terhadap peserta didik, guru dan pengawas pendidikan agama Islam.
"Output cadangan di Direktorat PAI memang kebijakan Kemenkeu untuk mengerem anggaran yang tidak tepat agar sesuai dengan sasaran prioritas nasional. Akan tetapi Kemenag juga memiliki tugas bagaimana agar serapan anggaran tinggi berdasarkan arahan pemerintah," jelas Imam dalam arahannya di kegiatan Penyusunan Soal Pusat USBN PAI SMA/SMK di Bogor tanggal 03 hingga 05 Oktober 2019.
Program Pendidikan Islam vital peranannya dalam sistem pendidikan nasional. Ia menerangkan bahwa seluruh usulan Direktorat di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam bersifat sama pentingnya, "semua program dan anggaran yang diusulkan direktorat tidak pernah dianggap tidak penting termasuk usulan dari Direktorat Pendidikan Agama Islam. Saya selalu berusaha agar orang-orang bisa tersenyum, termasuk bagaimana caranya membuka output cadangan anggaran Direktorat PAI."
Imam juga berharap agar di tahun 2019 ini ada catatan secara khusus oleh Ditjen Pendidikan Islam atas berbagai capaian dan prestasi yang telah ditorehkan selama lima tahun terakhir pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Pendis Tahun 2014-2019. "Program-program selama lima tahun terakhir harus bisa dipertanggungjawabkan apa yang sudah dikerjakan, tugas kita membuat memori jabatan dan memoar kegiatan, saya akan tagih ke seluruh direktorat selama lima tahun apa yang sudah dilakukan."
Sekretaris juga mengharapkan jajaran pimpinan Ditjen Pendidikan Islam dapat melaporkan kinerja selama lima tahun terakhir untuk dilaporkan kepada Menag sebagai pimpinan. "Mari yang pertama kita berpikir tentang inisiatif program yang bermanfaat bagi masyarakat. Lalu menulis yang kita pikirkan. Kemudian mengerjakan yang telah kita tulis (rancang) sebelumnya, terakhir menulis yang selesai dituntaskan (laporan)," ucapnya.
"Buatlah target sebesar mungkin, setinggi mungkin yakni gagasan besar yang proaktif bukan reaksionis. Berpikirlah futuristik, buat pola pendidikan agama Islam yang menantang, merangsang, menyenangkan dan manfaat,"ujar Imam. (syam/hik)
Bagikan: