Tangerang (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, menghimbau kepada guru PAI yang akan ditugaskan ke wilayah perbatasan untuk memperkaya kajian keilmuan Pendidikan Islam melalui tulisan. Hal ini disampaikan saat pelepasan 74 peserta Visiting Guru PAI pada kegiatan Program Pengembangan Islam Rahmatan Lil `Alamin dan Perspektif Multikultural di Days Hotel Tangerang, Selasa (27/11/2018).
"Selama disana tolong direkam dan dicatat aktifitas disana, dalam hal sederhana seperti membuat status di facebook berupa narasi singkat kegiatan disana itu pasti akan bermanfaat bagi pembaca, karena pengalaman di daerah terpencil pasti akan menarik", ujarnya.
Kamaruddin juga menegaskan agar visitasi guru PAI ke wilayah perbatasan dapat menghasilkan tulisan yang akan bermanfaat bagi masyarakat.
"Program ini setidaknya bisa menghasilkan narasi-deskriptif dari 74 guru yang dikirim. Saya kira produk pada ending kegiatan ini ada tulisan guru yang dilakukan selama di daerah", tambahnya.
Disamping itu, Kamaruddin menyayangkan potensi guru PAI dalam bidang menulis tidak di maksimalkan dengan baik sehingga publik tidak mengetahui pengalaman guru yang beragam hingga akhirnya apresiasi kepada guru sangat rendah.
"Saya mengkritik kepada guru bahwa kelemahan kita itu adalah kita tidak menulis apa yang kita lakukan, karena guru punya pengalaman yang banyak. Potensi yang ada pada guru tidak di maksimalkan secara proporsional sehingga tidak diapresiasi secara maksimal", imbuhnya.
Guru besar UIN Alauddin Makassar ini mengajak kepada guru-guru untuk memaksimalkan perannya pada kegiatan visiting ini dengan menuliskan pengalaman-pengalaman yang menarik sehingga dapat menginspirasi pembaca. "Saya ingin mengajak agar guru-guru menulis, apalagi berada 7 hari di daerah terpencil, ini bisa menginspirasi banyak orang dengan menceritakan pendidikan disana melalui analisis sosiologi dan etnografis" jelasnya.
Diakhir paparan, Kamaruddin menyemangati guru agar selalu optimis berkarya dan tidak menilai buruk atas karya dan prestasi yang dilakukannya. "Jangan pernah segan untuk menulis, jangan pernah menilai kualitas menulis, kita sebenarnya orang terlatih, kita tidak berkarya karena kita tidak percaya diri" tutupnya. (Miftah)
Bagikan: