Bogor (Pendis) - Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam terus memberikan beasiswa untuk kalangan mahasiswa kurang mampu namun memiliki prestasi. Salah satunya melalui program Bidikmisi yang disalurkan kepada mahasiswa di kalangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (UIN, IAIN, STAIN dan Perguruan Tinggi Islam Swasta).
Banyak kalangan berharap program pemberian beasiswa Bidikmisi tidak saja bermanfaat untuk penerima saja berupa pembiayaan full study selama 4 tahun, namun lebih dari itu mampu mendorong program pembangunan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Husnul, agar mereka siap menjadi bagian penggerak pembangunan di wilayah perbatasan, sejak masih mahasiswa perlu di cerahkan dan penyadaran kepedulian mereka untuk membangun wilayah Indonesia yang membutuhkan.
Pernyataan tersebut mengemuka saat diskusi curah gagasan "Sistem Penyelenggaraan Program Bidikmisi pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam" antara Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dengan Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Islam di Bogor (7/09).
Kegiatan didesain untuk mendapatkan masukan gagasan dari mahasiswa PTKI sebagai penerima manfaat langsung program. Mewakili Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Dikti Islam. Kegiatan diikuti kurang lebih 45 perwakilan PTKI yang difokuskan di tiga Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Dihadapan mahasiswa Ruchman Basori mengaku saat ini Direktorat Pendidikan Tinggi Islam sedang melakukan reformasi Sistem Penyelenggaraan Program Bidikmisi PTKI. Salah satunya pada sistem seleksi dan pembinaan program, sehingga keberadaan program Bidikmisi dirasakan manfaatnya tidak saja untuk mahasiswa sendiri namun juga masyarakat.
Terkait dengan sistem seleksi, Ruchman Basori berpendapat kedepan sudah saatnya rekrutmen calon mahasiswa peserta Bidikmisi pada PTKI harus di seleksi pada saat mereka duduk di Kelas III SLTA. Sehingga anak-anak yang miskin sudah punya harapan dan berani untuk kuliah dengan pembiayaan beasiswa.
Selama ini diakui oleh Ruchman, rekrutmen peserta dilaksanakan setelah mahasiswa diterima di PTKI, sehingga kurang tepat sasaran. "Anak-anak yang benar-benar miskin tidak punya harapan untuk kuliah, belum mampu terjaring dari program ini," tandas Ruchman.
Hal lain yang menjadi konsen Direktorat Dikti Islam, lanjut Ruchman Basori adalah membuat Disain Pembinaan Peserta Program Bidikmisi PTKI yang sistematis. "Peserta Bidikmisi harus mempunyai capaian akademik unggul di atas mahasiswa lainnya di satu sisi namun juga terasah bakat minatnya dengan baik". Di sinilah arti pentingnya pembinaan kepada peserta Bidikmisi kata Ruchman Basori.
Selama ini dikesankan relasi pemerintah dengan penerima program baru sebatas pemerintah menyalurkan uang beasiswa dan mahasiswa menerima transfer beasiswa melalui ATM. "dengan pembinaan yang sistematis para mahasiswa dapat berkembang daya nalarnya dan sekaligus mempunyai komitmen pengabdian termasuk di wilayah perbatasan dan komitmen pada NKRI," harapnya.
Melalui reformasi di bidang Sistem Penyelenggaraan Program Bidikmisi pada PTKI yang tengah dilakukan, semoga ekspektasi banyak pihak terhadap program ini dapat terpenuhi.
(@viva_tnu/ra)
Bagikan: