Surakarta (Pendis) - Markobar didirikan oleh para pemuda kreatif sejak tahun 1990-an. Di awal pendiriannya, markobar melibatkan para penggiat sosmed untuk memudahkan pemasaran khususnya di wilayah solo saat itu.
Penjelasan itu disampaikan Satria, salah satu manajer Markobar saat menerima kunjungan mahasiswa peserta Workshop Kewirausahaan Mahasiswa PTKI yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, pada Kamis (13/09) di Surakarta.
Kehadiran Markobar telah menarik banyak perhatian publik dan menginspirasi generasi muda tak terkecuali para mahasiswa.Usaha rintisan putra sulung Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka kini telah membuka 30-an outlet di 13 kota se Indonesia.
Satria mengatakan markobar memiliki keunikan dibanding martabak lainnya, karena salah satunya memiliki 8 rasa yang unik dan terbuat dari bahan premium. "Markobar 8 Rasa yang ditawarkan dalam satu porsi dibagi menjadi delapan bagian dengan topping berbeda-beda. Ada rasa cokelat, keju, cokelat merek Van Houten, Oreo, Cadbury, green tea, hingga Chunky Bar".
Keunikan lainnya kata Satria adalah mampu melibatkan jejaring sosmed pada pemasarannya dan kontrol mutu yang baik. "Mas Gibran putra Presiden Jokowi, sejak awal pendirian markobar hingga saat ini terlibat langsung pada proses manajement dan baku mutu," tutur Satria.
Tiga puluh mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia sore itu merasa gembira, lantaran bisa mengunjungi dan menikmati lezatnya Martabak Kota Barat di Cabang Markobar Solo Grand Mall yang berlokasi di Jl. Sutawijaya No. 147, Penumping, Laweyan, Solo.
Ditanya oleh salah satu mahasiswa, apakah yang menjadikan Markobar sukses, karena Mas Gibran adalah putra Presiden Pak Jokowi? Satria menjawab mas Gibran sudah memilih jalur usaha kreatif di bidang kuliner jauh sebelum Pak Jokowi menjadi Walikota atau Presiden. "Bukan karena aji mumpung atau numpang ketenaran bapaknya tapi karena menjadikan kewirausahaan sebagai pilihan hidup mas gibran," kata Satria.
Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Kementerian Agama berharap para mahasiswa akan terinspirasi dan termotivasi dengan apa yang dilakukan oleh Markobar yang didirikan oleh Mas Gibran. "Ini bisa menjadi best practicies bagi mahasiswa yang berminat memulai kewirausahaan," kata Ruchman.
Ruchman Basori mengatakan kalian mahasiswa tidak harus menjadi wirausahawan menjual martabak, tetapi ini salah satu contoh bagaimana sosok Mas Gibran yang dengan kerja keras dapat mewujudkan impiannya.
Kegiatan Workshop Kewirausahaan Mahasiswa PTKI dilaksanakan pada tangggal 12-14 September 2018 dan diikuti oleh 30 mahasiswa yang berasal dari perwakilan PTKI se-Indonesia. Ikut serta dalam kunjungan adalah Ivan Rahmawan Dosen sekaligus nara sumber, Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras pada PTKIS, Nur Yasin Kasi Sarpras pada PTKIN serta sejumlah JFU Direktorat PTKI. (RB/dod)
Bagikan: