Semarang (Pendis)-Tim Inovator Muda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang berhasil menorehkan prestasi di ajang Internasional. Untuk kali pertama mahasiswa UIN Walisongo mengikuti even Indonesia Inventors Day 2020 dan berhasil menyabet medali perak di kategori World Invention and Technology Expo (WINTEX).
Acara tersebut berlangsung pada 27-29 November 2020 di Jakarta, Indonesia secara online karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Prestasi tersebut didapatkan oleh Tim UIN Walisongo setelah berhasil mengembangkan inovasi berbasis artificial intelligence berupa aplikasi pendeteksi dini penyakit kusta.
Inisiator aplikasi yang diberi nama Periksa.in adalah A. Farid Rohmatulloh, mahasiswa Pendidikan Biologi; Agung Dwi Saputro, mahasiswa Fisika; Agus Suprapto, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Afrizal Dwi Ananto mahasiswa Biologi.
“Ide penciptaan aplikasi ini muncul atas keprihatinan kami pada Indonesia yang menjadi penyumbang penderita kusta terbanyak ke tiga di dunia,” tutur Farid Rohmatulloh.
Acara Indonesia Inventors Day 2020 diadakan sebagai ajang bertemunya para inventor dari berbagai belahan dunia untuk berbagi informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan.
Indonesia Inventors Day 2020 diikuti oleh tidak kurang dari 2.200 peserta, 345 tim dan 15 negara di dunia. Dainatara negara yang turut serta antara lain, Malaysia, Thailand, Fhilipina, Polandia, Vietnam, Jordania, Taiwan, Sri Lanka, Macao, Hongkong, Ukraina, Turki, Swedia, Amerika, dan Indonesia.
Ketua tim pengembang A. Farid Rohmatulloh mengatakan, pengembangan aplikasi tersebut dilakukan sebagai langkah cepat untuk pendeteksi dini penyakit kusta. “Aplikasi Periksa.in di buat dengan memanfaatkan machine learning yang akan mengola dan mencocokan gambar/foto dari bagian kulit yang terindikasi penyakit kusta dengan gambar/foto kusta yang asli.” tuturnya.
Mahasiswa semester 7 tersebut menambakan, pencocokan yang dilakukan oleh sistem machine learning tersebut dilakukan dengan teknik image clasification. “Artinya gambar yang diolah oleh machine learning di indentifikasi kesamaan dengan gambar latih yang telah dimasukan ke sistem,” paparnya.
Menurutnya, aplikasi tersebut dinilai lebih praktis karena dapat digunakan di dalam gawai dan akan mempermudah semua orang untuk deteksi dini penyakit kusta. “Inovasi aplikasi kesehatan ini diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya menurunkan angka penyakit kusta,” harap mahasiswa angkatan 2017 tersebut.
Farid yang mewakili rekan timnya berharap agar prestasi ini dapat menginspirasi dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya walau di masa pandemi covid-19.(Red. Sidik/RB).
Bagikan: