Semarang (Pendis) - Komitmen pada nilai kebangsaan adalah bagian penting dari karakter yang harus dimilik oleh mahasiswa saat ini, untuk menyambut generasi emas Indonesia. Profil mahasiswa yang komitmen pada ke-Islaman dan ke-Indonesia-an menjadi sebuah keharusan.
Hal itu dikatakan Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama saat menjadi narasumber Studium General FAI Universitas Wahid Hasyim, Jumat (07/09) di Semarang.
Mengutip hasil riset The Mc Kensey Institute, Ruchman menerangkan bahwa Indonesia diprediksi akan menjadi negara ke-7 ekonomi dunia dan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2035-2045. Inilah yang disebut sebagai Indonesia Emas. "Jika berkah demografi itu kita bisa kelola dengan baik, akan menjadi berkah tetapi jika tidak, akan menjadi musibah," katanya.
Alumni IAIN Walisongo ini mewanti-wanti kepada mahasiswa agar terus belajar, mengaji dan mengkaji berbagai ilmu pengetahuan menyiapkan sebagai geneasi emas Indonesia. "Jadilah mahasiswa yang mempunyai keluasan pandang, mempunyai pemahaman keagamaan yang moderat dan menjadi bagian penting yang peduli pada sesama," kata Ruchman.
Di akhir paparannya Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini mengharapkan agar mahasiswa Unwahas menjadi bagian penting melakukan counter wacana dan counter ideologi untuk menangkal paham keagamaan yang radikal. "Salah satu karakter yang harus ditumbuhkan anda semua sebagai generasi millenial adalah mencintai kedamaian dan kasih sayang dalam beragama," katanya.
Ruchman mengatakan anda semua sudah tepat memilih Unwahas sebagai wasilah untuk menyambut masa depan Indonesia. Karakter, nilai dan tradisi aswaja akan menjadi bekal penting.
Nur Cholid, Dekan FAI Unwahas mengatakan pendidikan karakter menjadi instrumen penting menyiapkan generasi emas Indonesia. "Fakultas Agama Islam berkepentingan agar para mahasiswanya mempunyai karakter yang unggul ditengah dekadensi moral yang melanda bangsa ini," ujar Nur Cholid.
Ditambahkan oleh Cholid, Studium General ini menjadi bekal penting para mahasiswa baru memahami dengan baik positioning mahasiswa FAI ditengah problem-problem kebangsaan dan keagamaan. "Ikutilah kuliah umum ini dengan baik untuk membuka wawasan dan pengetahuan tentang masa depan Indonesia," tandasnya.
Studium General diikuti oleh seluruh mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019, berjumlah 400 mahasiswa tersebar di 3 Jursan, PAI, Mualamat dan PGMI. Tampak hadir Wakil Dekan FAI Muhammad Ahsanul Husna, Ketua Jurusan PAI Laila Ngindana Zulfa dan Ketua Jurusan Mu`amalah Iman Fadhilah dan para dosen FAI Unwahas. (@viva_tnu/dod)
Bagikan: