Semarang (Pendis) --- Menjadi pemimpin yang handal di masa depan harus melakukan perubahan radikal dan itu sudah dicontohkan oleh Soekarno, Muhammad Hatta dan Gus Dur. Dikatakan Ahmad Suaedy, Dekan Fakultas Islam Nusantara Universiyas Nahdlatul Ulama (UNUSIA) Jakarta, pada Kamis (24/12).
Di awal kemerdekaan Indonesia, lanjut Suaidy Soekarno dan Muhamad Hatta melakukan Langkah-langkah perubahan mendasar, yaitu mampu menyatukan berbagai bangsa, suku dan bahasa dari berbagai daerah yang terhampar dari Sabang hingga Merauke.
“Semangat kemerdekaan yang menjadi cita cita seluruh bangsa di nusantara menjadi penyemangat mengusir penjajah dari bumi Indonesia adalah bukti perubahan radikal, yang dilakujkan Soekarno-Hatta”, papar Suaidy dihadapan 80 peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (DIKLATPIMNAS) Ditjen Pendidikan Islam Kementgerian Agama RI.
“Deklarasi kemerdekaan Indonesia menjadi pintu kesuksesan bangsa Indonesia dalam membangun bangsa besar di masa depan” terang Dirketur Eksekutip Wahid Institut Jakarta melalui materi: “Belajar dari Kepemimpinan Soekarno Hatta dan Gus Dur”.
Dihadapan Aktivis Mahasiswa peserta Diklatpimnas, Suaidy memaparkan kepemimpinan Gus Dur yang dinilai sebagai pemimpin besar yang melakukan berbagai perubahan radikal khususnya dalam penegakan good governance.
“Diantaranya perubahan yang dilakjukan Gus Dur adfalah pemberantasan korupsi dengan membentuk KPKPN Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara) dan membentuk Lembaga Ombusman yang hingga saat ini menjadi KPK dan Ombussman”, terang Ahmad Suaidy.
Lebih lanjut dikatakan Suaidy, Gus Dur juga melakukan perubahan politik mendasar dengan melicuti dwi fungsi TNI. Di samping itu juga penyelesaian Papua dan Aceh dengan menjadikan rakyat Papua dan Aceh sebagai partner pemerintahan pusat.
Kegiatan Diklatpimnas Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI bekerja dengan Rumah Moderasi Beragama UIN Walisongo Semarang pada 20-30 Desember secara online dan offline dengan bobot materi 70 jam tatap mujka dan maya.
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Diktis Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan aktivis mahasiswa bisa menjadikan figure Soekarno, Muhammad Hatta dan Gus Dur sebagai bestpracticies model kepemimpinan nasional.
Tampil pada hari ke-5 Diklatpimnas Ketua Lakpesdam NU Rumadi Ahmad membawakan tema Mahasiswa dan Perubahan Sosial: Refleksi dan Proyeksi dan Sigit Pamungkas Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden (KSP), “Peran Mahasiswa dalam Konteks Kepemimpinan Nasional”.
Ketua Rumah Moderasi UIN Walisongo Semarang Imam Yahya mengatakan mahasiswa penting memahami bagaimana cara berfikir tokoh-tokoh nasional menjalankan praktek-praktek kepemimpinan. “Mereka adalah contoh pemimpin terbaik yang dimiliki bangsa ini yang layak dijadikan uswah hasanah bagi kehidupan kebangsaan”, kata Imam.(Imam Yahya/RB)
Bagikan: