Jakarta (Pendis) - Sebagai tindak lanjut atas penetapan 40 PTKIN sebagai pilot project program Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) oleh Ditjen Pendidikan Islam, maka diselenggarakan sosialisasi secara serentak pada PTKIN yang telah ditetapkan.
Salah satu PTKIN yang ditetapkan sebagai pilot project ZI adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sosialisasi ZI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berlangsung pada Rabu, 22 Juni 2016 di Ruang Diorama Gedung Auditorium Harun Nasution. Hadir pada acara tersebut Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A (Direktur Diktis), Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A (Rektor), narasumber dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, serta para pejabat struktural di lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kampus yang tengah dipimpin oleh mantan Direktur Diktis Kementerian Agama ini menyatakan siap untuk melakukan pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM. Baginya, pembangunan ZI akan mendorong tercapainya World Class University (WCU) yang menjadi target UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dr. Rojikin, selaku narasumber dari Inspektorat Jenderal, menyampaikan bahwa program pembangunan ZI merupakan amanat Permen PAN-RB Nomor 52 Tahun 2014. Inti dari pembangunan ZI adalah pencegahan korupsi dan peningkatan mutu pelayanan publik. Menurutnya, pencegahan terhadap korupsi itu harus lebih diutamakan ketimbang penanggulangan. "Pencegahan kan lebih baik daripada pengobatan", ujarnya.
Peningkatan mutu pelayanan publik dalam hal ini adalah pelayanan terhadap kebutuhan studi mahasiswa. Rojikin menyayangkan jika sampai terjadi kasus mahasiswa yang terlambat lulus disebabkan tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak kampus, misalnya mahasiswa tidak mendapatkan bimbingan skripsi secara rutin karena kesibukan dosen.
Pada sesi akhir, Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A menyampaikan bahwa tiap-tiap PTKIN perlu diberikan predikat apakah itu WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), WDP (Wajar Dengan Pengecualian) beserta catatan-catatan lainnya. Reward diberikan kepada PTKIN yang dinilai unggul dalam pembangunan ZI. Hal ini akan mendorong antusiasme tiap-tiap PTKIN dalam melakukan pembangunan ZI. "Reward yang diberikan bisa dengan berbagai bentuk, misalnya penambahan anggaran", pungkasnya disusul tepuk tangan dari para peserta.
(Nanang/ra).
Bagikan: