Semarang (Pendis) – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit. PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI setiap tahunnya memberikan bantuan bagi para peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dan Swasta (PTKIN/PTKIS) dari anggaran BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri) maupun dari Rupiah Murni (RM) DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
“Pergunakan bantuan dana bantuan penelitian itu untuk sesuatu yang signifikan dalam lompatan pengembangan ilmu,” kata Direktur PTKI Ahmad Zainul Hamdi di Semarang, Senin (31/07/23) malam
Namun tema/judul proposal yang diajukan, lanjut Prof Inung sapaan akrab Profesor Ahmad Zainul Hamdi, sering tidak berubah dari tahun ke tahun, sudah pernah dibahas para peneliti sebelumnya namun dengan redaksi yang berbeda.
“Sejak dulu, tema penelitian yang diajukan misalnya tentang Islam dan budaya lokal, pemikiran politik NU, dan seterusnya. Dan referensi yang dipakai pun juga tidak berubah, penulis itu itu saja, misalnya penulis Muhaimin AG,” kata Prof Inung mencontohkannya dihadapan para reviewer dalam gelaran Rapat Koordinasi Penguatan Program Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat .
Oleh karena itu, lanjut Prof Inung, para reviewer harus lebih teliti dan juga tegas dalam menelaah proposal yang diajukan para peneliti-dosen dari PTKIN/PTKIS.
“Saya tidak hanya bagi-bagi duit dan tidak berpatokan bahwa anggaran penelitian harus diserap habis khususnya pada tahun 2023 ini,” tegas Prof Inung yang juga pernah menjadi reviewer Litapdimas Kemenag RI ini.
Kalau tema penelitian sudah dianggap jenuh dan tidak ada novelty, tegas Prof Inung maka para reviewer harus mencoret dan menolak ajuannya. “Tidak peduli dari siapapun”, kata Prof Inung yang pernah menjadi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Namun, kata Prof Inung kalau ada ajuan proposal penelitian dengan skala nasional baik tema maupun jangkuannya, Kementerian Agama RI tidak ragu-ragu untuk memberi dukungan secara penuh. “Kami undang jurnalis media untuk mempubiikasikan penelitian nasionalnya,” kata Zainul Hamdi.
Mengenai penelitian bertema Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang menjadi konsen Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin, Prof Inung mengharapkan agar ada hasil penelitian dosen PTKIN/PTKIS bisa aplikatif pada DUDI.
“DUDI juga tidak identik dengan Fakultas Sains dan Teknologoi saja. Oleh karena itu, rintis bridging antara PTKIN/PTKIS dan DUDI,” kata Dewan Pakar Jaringan GUSDURian ini.
Sedangkan mengenai ajukan proposal publikasi, Prof Inung menjelaskan bahwa tidak ada ketentuan apakah hasil penelitian dipublikasikan di Jurnal Sinta 1, Sinta 2 atau apakah jurnal pengabdian masyarakat ataupu tidak.
“Saya tidak akan merumitkan hasil publikasi,” kata Ahmad Zainul Hamdi. (VivaNurUsman)
Bagikan: