Jakarta (Pendis) - Pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda Indonesia sejak awal semester genap 2019/2020 ini, telah mengakibatkan dampak sistemik, tidak terkecuali bagi proses pembelajaran di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Menyongsong tahun ajaran baru 2020/2021, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berkoordinasi dengan forum rektor PTKIN dalam rapat koordinasi melalui virtual, mendiskusikan skenario pembelajaran yang dapat diterapkan ditengah-tengah pandemi Covid-19, Rabu, 10/06/2020.
Adapun skenario pembelajaran yang akan diterapkan yaitu skenario moderat yakni skenario ini memiliki 2 (dua) opsi antara lain, Pertama, penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) penuh seperti yang sudah diterapkan pada semeste genap 2019/2020. Kedua, yakni kampus PTKI menyambut New Normal; perpaduan blended learning, daring (dalam ruang) dan luring (luar ruang), disertai protokol kesehatan yang ketat. Namun, skenario ini akan lebih fleksibel disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing PTKI.
“Proses pembelajaran tidak diseragamkan, namun disesuikan oleh kampus masing-masing dengan pertimbangan kondisi daerah setempat. Apakah kasus positif Covid-19 di daerah tersebut sudah landai atau malah sebaliknya”. Jelas Arskal Salim, Direktur Direktorat PTKI.
Beberapa usulan dalam diskusi tersebut mencoba mensimulasikan blended learning dengan protokol kesehatan yang ketat memiliki konsekuensi beban biaya tinggi.
“Untuk pola pembelajaran di Zona Hijau bisa offline dengan mengikuti protokol kesehatan, dengan risiko harus menyiapkan lebih banyak ruang kuliah, penambahan jadwal kuliah, dan penambahan jadwal mengajar dosen. Di Zona Merah atau Kuning, sebaiknya pembelajaran full online, termasuk untuk mahasiswa baru. Jika didukung panduan yang jelas dan insfrastruktur yang baik, insya Allah mahasiswa baru akan bisa beradaptasi. Blended learning sangat sulit secara teknis, karena akan memberatkan mahasiswa untuk mencari tempat kost dan menyulitkan persiapan teknis.” Ungkap Prof. Sirozy, Rektor UIN Palembang.
Rapat koordinasi ini menghasilkan kesepakatan tentang penerapan pembelajaran skenario moderat yang tidak diseragamkan, namun menyesuaikan dengan kondisi masing-masing PTKI sesuai zona, dan akan segera dibuat petunjuk teknis yang jelas, agar proses akademik tetap berjalan maksimal. (Dinata/ Yani)
Bagikan: