Semarang (Pendis) -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta agar mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus kritis terhadap kebiajakan-kebijakan untuk kemaslahatan bangsa. Harapan itu dikatakan Ace Hasan Syadzily saat menjadi naras umber Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (DIKLATPIMNAS) untuk kalangan mahasiswa PTKI se-Indonesia, pada Jum’at (26/12) melalui aplikasi zoom. “Reposisi Gerakan Mahasiswa menjadi kekuatan kritis sebagai elemen civil society di tengah kuatnya dominasi negara sebagai kekuatan penyeimabang“, tegas Ace Hasan. “Pemerintah ini dibangun dengan koalisi yang kuat jadi harus tetap ada mekanisme chek balance dan itu salah satunya diperankan oleh mahasiswa sebagai kekuatan civiel society”, terang Ace. Alumni UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta ini berharap agar mahasiswa memiliki pandangan yang konstruktif dan kritis dalam menyikapi berbagai isu. Isu ekonomi dan politik dalam pusaran persaingan global demi kepentingan strategis nasional. Mantan Aktivis ’98 ini membawakan materi “Politik Kebangsaan Pasca Reformasi Dan Repoisisi Gerakan Mahasiswa”, pada even kaderisasi yang diikuti oleh 80 Aktivis Mahasiswa dilingkungan Kementerian Agama dipandu oleh Syifaul Anam Dosen UIN Walisongo. Ace menguraikan berbagai tantangan saat ini yang bisa berpengaruh pada kondisi Indonesia dengan tata dunia global termasuk pandemi covid-19. “Masyarakat dunia mengalami krisis identitas proxy, krisisi integritas dan munculnya kekuatan asing termasuk persaingan ekonomi”, katanya. Lebih lanjut diterangkan, dalam World economic forum muncul issu-issu penting seperti instabilitas sosial meningkat tajam, malfungsi sistem manajemen nasional, ancaman cyber, bahaya radikalisme dan terorisme, krisis finansial, gelombang migran–refugee world economic forum dan krisis kenegaraan menuju fail state. Dalam konteks global, Ace Hasan Sadili mengutip Sidney Jones, Pengamat Radikalisme mengatakan ISIS berhasil mengubah konsep jihad menjadi urusan keluarga, dengan peran semua orang. Sekitar 40 perempuan Indonesia dan 100 anak-anak di bawah 15 tahun berada di Suriah yang sebagian merasa terjebak oleh ajakan untuk berjihad sebagian lain memang berkesadaran penuh menjadi bagian dari ISIS. Diklatpimnas dilaksanakan diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam bersama Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo, berlangsung 20-26 Desember secara inline dilanjutkan secara offline pada 29-30 Desember 2020. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Diktis Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan calon pemimpin mahasiswa bisa banyak berkaca dari sosok Ace Hasan Sadili, mantan aktivis mahasiswa yang kini menjadi legislative. “Para legislative, borokrat, professional dan para tokoh di negeri ini menjadi best practices kepemimpinan yang dapat dijadikan tauladan”.(RB)
Bagikan: