Mojokerto (Pendis) - Forum Komunikasi Dosen Peneliti Kopertais IV menyelenggarakan Konferensi Tahunan Nasional Pendidikan Islam (Annual Conference on Islamic Education, ACIED) yang diselenggarakan di STIT Nahdlatul Ulama Mojokerto. Forum yang diinisiasi oleh para peneliti ini secara rutin mengadakan temu curah gagasan penelitian. Forum ini dihadiri oleh Dr. Muhammad Zain, MA, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. Dalam sambutannya di hadapan para peneliti, Zain menyebutkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan terbaik. Zain mengidolakan sistem Pendidikan Pondok Pesantren, karena mencermati tingkat kemandiriannya di bidang finansial. "Ada tidaknya suport anggaran dari pemerintah pada pendidikan di pondok pesantren, kegiatan pendidikan tetap berjalan," jelasnya memaparkan. Kondisi tersebut jelas berbeda dengan lembaga pendidikan non pesantren.
Menurutnya, eksistensi Islam Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari eksistensi pesantren tersebut. Maka dari itu, membahas tentang pentingnya Islam Nusantara perlu dikuatkan dengan riset berbasis data tanpa mengesampingkan peran pendidikan pesantren. Sehingga Islam Nusantara mempunyai basis epistemologi keilmuan yang kokoh.
Corak Islam Indonesia, yang cenderung moderat ini, tidak lepas dari orang-orang terdahulu, yang latar keilmuannya lebih menonjolkan "tasawwuf". Selain itu, peran pedagang Muslim juga tidak bisa dikesampingkan. Secara karakter, cara berpikir ulama sufi dan pedagang punya kesamaan, yakni sama-sama berpikiran moderat. Inilah yang membedakan Islam Indonesia dengan Islam Spanyol (salah satu contohnya), yang dibawa oleh tentara Islam. Jelas mempunyai kecendrungan berbeda corak Islam Indonesia.
Keislaman yang moderat inilah yang perlu ditonjolkan di dunia, karena memang ini bisa dijadikan ciri khas bangsa ini. Paparan tersebut disampaikan untuk memberikan semangat baru kepada para dosen PTKI Swasta di Kopertais IV (Jawa Timur, Bali dan NTB) untuk melakukan penelitian. Konferensi ini menghadirkan lebih dari 100 presenter peneliti dari PTKI di Wilayah Kopertais IV. (munfa/n15/dod)
Bagikan: