Kembangkan Rumah Jurnal, Kopertais Wilayah 1 Jakarta Dorong Peningkatan Kualitas Publikasi PTKIS
Jakarta (Pendis) – Upaya peningkatan kualitas publikasi ilmiah di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di wilayah Jakarta dan Banten semakin gencar dilakukan. Hari ini, Kopertais Wilayah 1 Jakarta dan Banten sukses menyelenggarakan kegiatan pengembangan Rumah Jurnal di Aula 1, yang dihadiri oleh perwakilan pengelola jurnal atau LPM PTKIS binaan. Acara ini menghadirkan dua pakar publikasi ilmiah, Saifuddin Asrori, Kepala Pusat Rumah Jurnal UIN Jakarta, dan Antomi Saregar, Kepala Pusat Publikasi Ilmiah UIN Lampung.
Dalam paparannya,Saifuddin Asrorim enyoroti bahwa publikasi ilmiah merupakan instrumen penting untuk kemajuan akademik, namun disayangkan pengelolaan jurnal di PTKIS masih belum optimal. Beliau menegaskan bahwa skripsi kini dapat diubah menjadi artikel jurnal asalkan memenuhi standar penulisan yang baik. "Manajemen jurnal harus proaktif dalam mengajukan adanya jurnal baru kepada pimpinan," ujarnya..
Lebih lanjut, Dr. Saifuddin menekankan bahwa jurnal adalah hal serius yang memiliki akreditasi, dan dengan publikasi jurnal, mahasiswa dapat lulus kuliah serta memiliki kemampuan justifikasi ilmu pengetahuan. Beliau juga memaparkan bahwa Pusat Publikasi Ilmiah merupakan unit kerja strategis di bawah LPPM/Pusat Publikasi yang menangani pengelolaan jurnal ilmiah kampus dan memiliki asosiasi di bawah Kementerian Agama.
Fungsi utama Pusat Publikasi Ilmiah, menurut Dr. Saifuddin, mencakup manajemen jurnal, pelatihan editor, penerapan etika publikasi, dan penguatan kualitas publikasi. Selain itu, Pusat Publikasi Ilmiah berperan sebagai pintu kolaborasi antar PT dalam pengelolaan jurnal dan publikasi bersama antara dosen dan mahasiswa, serta mendukung pelaporan Tri Dharma PT, khususnya dalam pengelolaan riset dan sertifikasi dosen.
Manfaat adanya rumah jurnal bagi perguruan tinggi sangat beragam, di antaranya meningkatkan mutu dan reputasi institusi, mendukung akreditasi dan pemeringkatan kampus, menjadi pusat pengembangan literasi akademik, serta mendorong peluang pendanaan riset dan sumber daya tambahan. Meskipun demikian, tantangan dalam pembentukan Pusat Publikasi Jurnal meliputi keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya pelatihan, dan ketidaktahuan teknis. Untuk mengatasi tantangan ini, Saifuddin menyarankan agar setiap PTKIS membentuk rumah jurnal sebagai unit formal yang didukung pendanaan dan diintegrasikan ke dalam rencana strategis institusi.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Antomi Saregar yang membagikan kisah sukses UIN Lampung dalam pengelolaan jurnal. "UIN Lampung telah memiliki 2 Jurnal Sinta 1, 8 Jurnal Sinta 2, dan 8 Jurnal Sinta 3," ungkap Antomi, menunjukkan capaian yang signifikan. Ia menekankan pentingnya tidak mengganti PIC jurnal bagi pejabat kampus, mengingat sulitnya menemukan tenaga pengelola jurnal yang kompeten.
Antomi juga menggarisbawahi bahwa jurnal berkualitas harus memiliki penulis artikel dari berbagai institusi dan mampu memberikan pemasukan bagi institusi melalui artikel yang diterbitkan. Mengenai indeksasi jurnal ke Scopus, ia menyebutkan bahwa prosesnya tidak harus bertahun-tahun asalkan memahami ruang lingkup jurnal yang mudah terindeks Scopus, seperti jurnal hukum.
Beberapa hal krusial yang harus dipastikan untuk jurnal berkualitas internasional antara lain wajib ada penulis ternama (memiliki indeks Scopus tinggi) di dalam jurnal PTKIS, harus ada editor dari luar negeri, dan memiliki website dengan standar internasional. Antomi juga membagikan beberapa strategi pengelolaan jurnal, seperti penerapan strategi pemerolehan naskah, penilaian naskah, penyeliaan penyuntingan naskah, penelaahan struktur dan substansi naskah, serta penyiapan rekomendasi hasil penelaahan naskah.
Di akhir paparannya, Antomi memberikan usulan inovatif bahwa pengelolaan jurnal dan penerbitan akan lebih efektif jika dipegang oleh Kopertais sebagai rumah jurnal, dengan masing-masing PTKIS mengisi artikel. Ia juga menyarankan adanya pusat koordinasi antar institusi yang mengkoordinasikan jurnal-jurnalnya agar memiliki standar yang sama, sehingga dapat meningkatkan kualitas publikasi ilmiah secara kolektif.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi PTKIS di Kopertais Wilayah 1 Jakarta dan Banten untuk semakin serius dalam mengelola jurnal ilmiah, demi mendukung peningkatan mutu dan reputasi institusi di kancah nasional maupun internasional.
Tags:
KampusBagikan: