Bogor (Pendis) - Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sebagai bentuk kelanjutan dari Beasiswa Bidikmisi, diharapkan diberikan kepada anak-anak bangsa yang berprestasi namun secara ekonomi kurang mampu. Salah satu orientasinya adalah untuk memperkuat link and math, relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Harapan itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, pada Rapat Koordinasi Bantuan Kemahasiswaan, Senin (11/11) di Bogor.
"KIP Kuliah diharapkan memfasilitasi anak-anak bangsa yang berpotensi dan diharapkan dapat mendukung daya saing bangsa termasuk dalam dunia kerja," lanjut Guru Besar UIN Alauddin Makasar.
Selain itu, Kamarudin berharap agar penerima bantuan dan beasiswa kemahasiswaan adalah mahasiswa yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis al-Quran dengan baik. "Soal membaca al-Quran tidak bisa ditawar lagi, mahasiswa PTKI wajib pandai membaca bahkan lebih dari itu mampu menjadi permbut narasi-narasi keagamaan," katanya.
Lulusan Born University Jerman ini menegaskan mahasiswa dengan dibimbing oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dapat mendukung Rumah Moderasi Beragama yang sedang diinisiasi oleh Dijen Pendidikan Islam.
"Saya menaruh harapan besar dan menititipkan Rumah Moderasi agar menjadi efektif untuk pengarusutamaan moderrasi beragama di lingkungan PTKI dan masyarakat," lanjut Dirjen yang membawahi ribuan lembaga pendidikan Islam ini.
Arskal Salim GP Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berharap agar petunjuk teknis bantuan yang akan direview mendukung insesrsi moderasi beragama. "Pastikan bahwa mahasiswa penerima bantuan KIP Kuliah, Tahfidz Al Quran, dan Peningkatan Prestasi Akademik adalah orang yang moderat," katanya.
Arskal mengapresiasi langkah-langkah PTKIN yang mencari sumber bantuan dan beasiswa dari lembaga lain untuk menaggulangi terbatasnya anggaran dari pemerintah, seperti beasiswa Baznas.
Ruchman Basori Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mengatakan review sejumlah Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Kemahasiswaan yang akan dipergunakan pada tahun anggaran 2020 sebagai bentuk peningkatan tata keola bantuan dan beasiswa.
Ruchman menegaskan Juknis Bantuan menjadi petunjuk dan arah penyaluran bantuan dan beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa PTKI. "Adanya bantuan kemahasiswaan menunjukan negara hadir untuk memfasilitasi hajat pengembangan mahasiswa, karenanya harus diatur dan dikelola dengan baik," kata Alumni UIN Walisongo Semarang.
Rapat Koordinasi Bantuan Kemahasiswaan diselenggarakan pada 11-15 November 2019 dan diikuti oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN dan Sekretaris Kopertais se-Indonesia. Turut hadir dalam Rakor Sekretaris Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia Sumper Mulia Harahap, Kasi Kemahasiswaan Amiruddin Kuba, Kasi Sarpras PTKIN Nuryasin dan Kasi Sarpras PTKIS Otisia Arinindiah.(RB/ M Yani)
Bagikan: