Makasar (Pendis) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) akan mencanangkan pendidikan vokasi atau poleteknik pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan di era revolusi industri 4.0, PTKI harus memikirkan ketrampilan atau keahlian peserta didik dapat berkembang dan memenuhi permintaan pasar.
“Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memiliki tugas besar, yaitu mengokohkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan membuka politeknik atau pendidikan vokasi yang bisa dan mempu menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar pria yang biasa Dhani, saat Dialog Penguatan PTKI menuju Akreditasi Internasional di Makasar, Kamis (11/03).
Dikatakan Dhani, jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penugasan keahlian terapan tertentu. “Saat ini sudah ada 44 politeknik negeri yang berkembang di Indonesia, akan tetapi belum ada yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama,” ujar Dhani.
Dengan pendidikan vokasi, lanjut Dhani, kebutuhan sumber daya manusia dalam industri terapan akan terpenuhi. “Pendidikan vokasi bisa dijadikan opsi untuk meluaskan jangkauan keilmuan. Di samping itu, ada baiknya untuk tidak melupakan pondasi akar keilmuan dan hakikat kehadiran PTKI yaitu untuk menghadirkan pendidikan agama,” ujarnya.
Menurut Dhani, setidaknya, ada empat disiplin kelimuan yang akan menjadi fokus politeknik pada PTKI yaitu, Food (Makanan), Fashion (Tata Busana), Art (Seni) dan Tourism (Pariwisata). Menurutnya, kekempat disiplin tersebut sangat penting, mengingat perkembangan dan minat pasar begitu besar.
“Saat ini halal food, fashion atau busana Islami, seni Islami dan pariwisata halal sedang digandrungi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan itu, kita akan bentuk politeknik yang fokus pada empat hal tersebut,” jelas Dhani.
Oleh sebab itu, tambah Dhani, pendirian politeknik berupa pendidikan vokasi dinilai penting. Kekuatannya bukan hanya pada knowledge namun lebih kepada kemampuan skill profesi bagi mahasiswa. “Saat ini sedang dikembangkan konsepnya, dengan melibatkan bayak pihak,” pungkasnya. (Humas Pendis/My)
Bagikan: