Makassar (Pendis) – Problem academic writing ternyata tidak hanya dialami oleh mahasiswa dalam negeri namun juga mahasiswa yang lagi kuliah di luar negeri terutama dalam menulis laporan studi akhirnya. Oleh karena itu, menulis harus menjadi minat bahkan hobi.
“Menulis khususnya bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam harus dijiwai bukan sekedar syarat administrasi mencapai nilai dan kelulusan”, kata Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam-Kementerian Agama RI, Suyitno, dalam siaran langsung via zoom meeting pada acara Pelatihan Academic Writing Mahasiswa (PAWM) PTKI di Makassar (23/03/2022).
Sekarang ini, kata Guru Besar UIN Raden Fatah, banyak dijumpai mahasiswa menulis karya ilmiah dan akademis hanya satu kali dalam biografi pendidikannya. Mahasiswa S1 menulis Skripsi, mahasiswa S2 menulis tesis dan mahasiswa Doktoral dalam menulis disertasinya.
“Jangan sampai karya tulis mahasiswa itu merupakan karya pertama dan terakhirnya,” kata Profesor Suyitno di hadapan 40 mahasiswa peserta PAWM untuk PTKIN dan PTKIS untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
Menyinggung output dalam penulisan karya ilmiah di lingkup PTKI, Suyitno menginstruksikan agar setiap kampus ada jurnal khusus untuk mahasiswanya.
“Minimal jurnal kampus untuk mahasiswa masuk dalam Science and Technology Index, SINTA, peringkat 5”, tegas mantan Wakil Rektor UIN Raden Fatah ini.
Sementara itu, Rektor UIN Alaudin-Makassar dalam Welcome Speech memotivasi mahasiswa agar mentradisikan menulis.
“Kalau kamu bukan raja dan juga bukan anak ulama besar, tidak ada pilihan lain selain menulis. Dengan menulis maka kamu akan bisa menjadi seperti anak raja atau ulama besar dalam menebar kemanfaatan” kata Hamdan Juhannis.
Syarat mengikuti kegiatan PAWM ini menurut Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Ahli Muda Seksi Kemahasiswaan, Amiruddin Kuba, dan sekaligus sebagai ketua panitia mengatakan bahwa para mahasiswa duduk di semester 4-6, IP minimal 3,25, TOEFL 400/IELTS 4.0 dan harus membuat membuat proposal penelitian 3-5 lembar.
"Syarat yang cukup berat ini agar mahasiswa serius dikarenakan sesuai kemampuan-passion dan juga dalam rangka memperoleh output yang maksimal,” kata Amiruddin, founder “La gaLigo English Couse dan Association of Sulawesi Students (ASSET) ” dan sempat tinggal kampung inggris, Pare-Kediri selama 6 tahun.
Beberapa narasumber professional di bidangnya yang terlibat dalam PAWM PTKI ini yaitu Didin N. Hidayat, Ph.D, Prof. Ismail Suardi Wekke, Ph.D, Prof. Dr. Djuwairiyah Ahmad, M.Pd., M.Tesol, Wahyuddin Halim, M.A., Ph.D, Rosita Tandos, M.Ag. MA., M.ComDev., Ph.D.
“Para Narasumber tersebut adalah alumnus dalam dan luar negeri,” kata Amiruddin.
Turut hadir pada pelatihan ini; Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, (Darussalam Syamsuddin), PTP Ahli Muda Seksi Sarpras PTKIS (Otisia Arinindiyah) dan sejumlah pelaksana pada Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.
Bagikan: