Cirebon (Pendis) --- Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) diharapkan mampu menguasai lima keteramilan di era digital, cognitive abilities, system skills, complex problem solving, content skills dan process skills.
Harapan itu disampaikan Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada Rapat Kerja Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) pada Senin (15/3).
Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo 1997-1998 ini menerangkan, complex problem solving merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata. “social skill, kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence”, terang Ruchman dihadapan para Aktivis Mahasiswa Millinel ini.
Mahasiswa juga harus mempunyai ketrampilan process skill, kemampuan yang berupa active listening, logical thinking, dan monitoring self and the others. “system skill, kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan”, sebagai skill ke empat kata Ruchman.
Tak kalah penting juga ketrampilan cognitive abilities, skill yang terdiri dari cognitive flexibility, creativity, logical reasoning, problem sensitivity, mathematical reasoning, dan visualization. ”Ketrampilan ini adalah bekal untuk menata pikir para pemimpin untuk menguasai masa depan yang penuh tantangan”, katanya.
Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini juga mengingatkan agar para mahasiswa membaca peluang dan ancaman di era internet dan dunia digital, misalnya saat ini wahana interaksi dan transaksi ditentukan oleh teknologi digital.
Ruchman mengutip U.S. Department of Labor Report, secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis dan di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini.
Namun peluangnya juga cukup bagus, era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025.
Sebelumnya Rapat Kerja Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dibuka oleh IAIN Cirebon Dr. Sumanta, M.Ag dan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Ilman Nafia, Dodi Dahwana Putra Kasubbag Kemahasiswaan, Ketua SEMA dan DEMA IAIN Cirebon.
Sumanta mengatakan mahasiswa diharapkan mendukung transformasi IAIN Cirebon menjadi UIN yang nantinya akan berbentuk Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI). “Mahasiswa harus bangga bahwa IAIN Cirebon akan berubah menjadi UIN, bahkan sebagai Universitas Islam Cyber pertama di Indonesia”.
Sumanta berharap agar aktivis mahasiswa dan juga sivitas akademika memiliki kesiapan mental untuk perubahan ini, yang akan disusul dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Terkait dengan perubahan IAIN Cirebon menjadi UISSI Ruchman berharap agar mahasiswa memiliki kesiapan mentalitas, kapasitas dan identitas. “Perubahan ini adalah amanat konstitusi untuk menjawab pelbagai tuntutan perubahan zaman, terutama di era digital”.
Ruchman meminta agar Ormawa turut serta mensosialisasikan gagasan alih status IAIN menjadi UISSI, merancang program-program kemahasiswaan berbasis digital, dan tak kalah pentingnya adalah reorientasi studi untuk menangkap peluang-peluang pekerjaan ketika kelak menjadi UISSI.(RB/My)
Bagikan: