Jakarta (Pendis) -- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam mengumpulkan para aktivis dan mantan aktivis mahasiswa untuk meredesain modul pembinaan kemahasiswaan.
Salah satunya Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (Diklatpim) sebagai basis pembinaan para pemimpin mahasiswa, melalui Focus Group Discussion (FGD) via daring, Rabu (22/10.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani menyambut baik redesain modul Diklatpim untuk mahasiswa PTKI se-Indonesia. “produk pendidikan dan pelatihan mahasiswa perlu memperhatikan fenomena munculnya intoleransi dan radikalisme, generasi milenial dan perkembangan industri 4.0”, katanya.
Tak kalah penting lanjut Dhani sapaan akrab Guru Besar UIN Sunan Gunungjati Bandung ini agar mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam harus dibekali kemampuan untuk membaca masa depan (making the history for the future). “Kemampuan membaca masa depan amat sangat penting bagi calon-calin pemimpin bangsa”, tutur Dhani.
“Para mahasiswa tidak hanya dibekali kepemimpinan behavior,te tapi juga managerial unggul, intelektualitas dan mampu menangkap dinamika kehidupan sosial”, tegas Dhani.
Dhani meminta agar nantinya rekrutmen peserta tidak hanya melibatkan para aktivis irganisasi kemahasiswaan (ORMAWA), tetapi juga menyasar kepada mahasiswa yang berpotensi di bidang leadership yang tersebar di mana-mana. “Ada sekian banyak mahasiswa yang konsen pada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dan itu harus dilibatkan”.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Suyitno memandang mendesak akan lahirnya modul Diklatpim dari mulai tingkat dasar, menengah atau lanjutan dan nasional. “Modul Diklatpim diperlukan agar ada persepektif baru tentang kepemimpinan mahasiswaan dan tantangan-tantangan yang dihadapinya”, terang Suyitno.
Suyitno berpendapat di tingkat nasional bisa diistilahkan dengan Diklatpimnas yang dalam penyelenggaraanya satu bulan penuh dengan muatan 100 jam. “Pada masa pandemi bisa ditempuh dengan cara blanded sistem di mana peserta dberikan materi selama satu bulan dan 3 har menjelang akhir dilakukan penyampaian materi secara offline”.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang yang juga mantan aktivis mahasiswa ini meminta akan lahir konsep Diklatpim untuk bekal kepemimpinan bagi aktivis SEMA dan DEMA dan modul pengembangan bakat minat untuk mahasiswa bebasis UKM dan UKK.
Ruchman Basori mengatakan modul diklatpim akan berisi serangkaian kurikulum diklat dari tingkat nasional yang disebut Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (Diklatpimnas), Diklatpim Tingkat Lanjutan (Diklatpimlan) dan Diklatpim Tingkat Dasar (Diklatpimda).
Ruchman menegaskan kita meminta bantuan kepada para aktivis yang telah malang melintang melakukan pendidikan dan pelatihan kader kepemimpinan untuk membenahi modul kepemimpinan dikalangan mahasiswa PTKI.
FGD diikuti oleh kurang lebih 38 orang yang berasal dari para aktivis mahasiswa lintas generasi dari UIN, IAIN dan STAIN dari berbagai latar belakang, serta sejumlah Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.
(RB/MY)
Bagikan: