Bogor (Kemenag) – Kerjasama merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam sebuah proses penyelenggaraan perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus memiliki dan membuka akses seluas-luasnya dalam rangka pengembangan jaringan baik nasional maupun international.
Dalam instrumen akreditasi kriteria 9 salah satu poin penilaian adalah bidang kerjasama serta implementasinya. Semua perguruan tinggi diwajibkan memiliki kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan tri dharma perguruan tinggi baik lokal, nasional maupun international.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut Kementerian Agama menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bidang Kerjasama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, di Bogor, 21-23/04/21.
Acara yang diikuti oleh para ketua international office atau bagian kerjasama PTKIN tersebut dihadiri para narasumber yaitu Suyitno, Direktur PTKI, Direktur Timur Tengah dan Afrika Kemenlu, Direktur Eropa II, M. Adib Abdushomad, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama dan para kasi.
Suyitno dalam sambutannya secara daring menyatakan bahwa program Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) sangat penting untuk kelancaran proses pembelajaran. Setiap mahasiswa asing wajib menguasai dengan baik bahasa Indonesia. “Kita harus memiliki regulasi yang mengikat agar kebijakan terkait dengan mahasiswa asing ini bisa berjalan dengan baik”, pinta Suyitno yang merupakan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
Selain hal tersebut Suyitno juga mengingatkan bahwa hal lain yang tidak bisa ditinggalkan adalah terkait dengan mata kuliah tentang padangan keislaman dan wawasan keagamaan yang moderat dan wasathiyah. “Jangan sampai alumni mahasiswa asing memiliki cara pandang yang tidak moderat, ini tanggung jawab kita bersama untuk saling menjaga”, jelasnya.
Sementara Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, M. Adib Abdushomad berharap pengelolaan dan layanan terhadap mahasiswa asing harus maksimal, mereka adalah duta bangsa yang akan membawa nama baik Indonesia di luar negeri.
“Jangan sampai para mahasiswa asing kecewa terhadap layanan yang ada di kampus kita, sehingga nama baik negara kita menjadi taruhan. Cita-cita dan harapan kita untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi pendidikan Islam dunia akan tercapai jika kita bisa memberikan layanan terbaik”, jelas Adib yang merupakan penerima beasiswa S2 dan S3 Flinders University.
Dalam kesempatan yang sama Zulfakhri Kasi Kerjasama menjelaskan bahwa draf pedoman pengelolaan beasiswa mahasiswa asing dan BIPA ini sudah 90% selesai, semoga segera rampung dan bisa menjadi panduan bagi PTKIN. Selain membahas draf pedoman ini juga diperkenalkan aplikasi sistem layanan kerjasama pendidikan tinggi melalui: https://ihescopendis.kemenag.go.id. “Aplikasi ini akan menjadi pusat data kerjasama bagi PTKIN”, jelas Zulfakhri.
(alip/Hik)
Bagikan: