Metro (Pendis) -- Institut Agama Islam Negeri Metro menyelenggarakan Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag., bidang ilmu Hukum Keluarga Islam. Prosesi pengukuhan dilaksanakan dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar dan Orasi Ilmiah yang dibuka Ketua senat IAIN Metro, Enizar. Sidang senat dilakukan secara luring di Auditorium IAIN Metro Lampung, Senin (20/07/2023) dan disiarkan secara daring melalui akun Youtube resmi IAIN Metro.
Selain para guru besar, pimpinan dan anggota senat, Rektor dan para wakil rektor, serta para pimpinan di berbagai unit di UIN Jakarta, prosesi pengukuhan diikuti banyak tamu undangan kedua guru besar. Prosesi sendiri ditandai orasi ilmiah, pemasangan slempang guru besar, dan penyerahkan surat pengangkatan mereka sebagai guru besar oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
Dalam Orasi ilmiahnya yang berjudul Reaktualisasi Hadhanah Terhadap Dinamika Perilaku Anak Di Era Digital, berkaitan dengan hak-hak atas diri anak untuk menerima pengasuhan dan hak lainnya. Prof. Siti Nurjanah menyoroti kasus Roleplay dan transaksi online di bawah umur. Selain itu dirinya juga mengemukakan perlunya reaktualisasi Hadhanah dalam merespon perilaku anak era digital. Dalam menjawab tantangan dinamika perilaku anak, Nurjanah mengungkap bahwa perlu adanya reaktualisasi pemahaman hukum pemeliharaan anak dengan paradigma Maqashid Syariah.
Dalam pidatonya, Siti Nurjanah menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mensupport keberhasilannya,”Alhamdulillah setelah melalui proses yang cukup panjang dan sepertinya sesuai dengan pepatah yang menyebutkan bahwa kesuksesan itu dinilai dari seberapa proses memberikan dampak positif bagi yang menjalaninya,”ucap Nurjanah.
Nurjanah menambahkan, pencapaian menjadi pecut bagi dirinya untuk lebih menggiatkan kontribusi bagi kepentingan dan perkembangan institusi di masa depan sehingga IAIN Metro menjadi PTKIN yang unggul.
Secara khusus Nurjanah menyampaikan terimakasih kepada kedua orangtuanya, termasuk suami dan anak-anak, turut hadir melalui aplikasi zoom, Ibunda yang sedang terbaring sakit dan terlihat menitikan airmata kebahagiaan untuk keberhasilan Nurjanah sebagai guru besar. Nurjanah menceritakan Ibunda pernah bermimpi, yang dalam mimpinya ada bulan besar yang menaungi ketiga orang anaknya, semuanya berusaha menggapai bulan tersebut dan Ibunda menyemangati “Ayo siapa yang bisa meraihnya” dan Nurjanah kecil saat itu berhasil meraih bulan besar tersebut, demikian keberhasilan ini, Ia persembahkan kepada kedua orangtuanya.
“Predikat guru besar jangan dimaknai sebagai rekognisi atau pengakuan negara semata, akan tetapi harus menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam mendidik anak bangsa,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani saat menghadiri acara pengukuhan guru besar IAIN Metro.
Bidang hukum yang menjadi konsen Ibu Nurjanah dan Subjek yang menjadi pembahasan merupakan hal yang menarik untuk menjadi konsen kita bersama, karena hukum adalah mekanisme yang dibutuhkan dalam menata suatu peradaban. Dimana hukum lah yang akan mengatur sesuatu itu boleh atau tidak boleh dilakukan, ucap Bapak yang disapa Kang Dhani.
Menurutnya, hukum itu diadakan untuk menata peradaban agar tetap berada pada koridor yang baik dan benar juga sebagai penata system kemanusiaan sehingga menghindari adanya distorsi yang dialami manusia saat berdampingan dan berkelompok dengan yang lainnya.
Selanjutnya, Dhani menyinggung dan mengingatkan mengenai doa orangtua, terutama doa Ibu. “Doa yang paling dekat dengan langit dan tak tertolak di Langit itulah doa seorang ibu. Keberhasilan seseorang memang merupakan ikhtiar, tetapi ikhtiar tidak ada artinya jika tidak ada doa dan di sana terselip doa dari orang tua kita. Jika jika ingin berhasil, selalu menghormati dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
Seorang ibu berjuang dengan segenap jiwa dan raganya, mengorbankan 5 air kehidupan bagi anaknya hingga akhir hayatnya. Ibu mengorbankan air ketuban selama anaknya dalam kandungan, ibu mengorbankan air darahnya dari awal kehadiran anaknya dalam kandungan, ibu mengorbankan air susunya semenjak anaknya lahir ke dunia, selanjutnya ibu mengorbankan air keringatnya untuk mengasuh, mendidik dan membesarkan anaknya, dan kemudian ibu mengorbankan air matanya mendoakan anaknya yang tak henti dipanjatkan hingga akhir hayatnya, tambah Dhani.
“Belajarlah sepanjang masa, sebab orang yang terpelajar adalah pemilik masa lalu, orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan,” kalimat ini merupakan pesan dari Bapak saya yang menjadi pemicu saya untuk terus belajar dan mencapai suatu keberhasilan. Berhentinya proses belajar adalah kematian, teruslah belajar untuk kita semua karena berbagai dinamika selalu berubah dengan cepat,” pungkasnya.
Bagikan: