Semarang (Pendis) -- Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja ke UIN Walisongo dalam safarinya ke Provinsi Jawa Tengah, Senin (20/7/2020).
Sebanyak 14 anggota Komisi VIII DPR tersebut hadir dalam kunjungan. Bertempat di Auditorium I Kampus I, rombongan yang dipimpin Bukhori Yusuf, diterima langsung Rektor UIN Walisongo Imam Taufiq, beserta jajarannya.
Anggota Komisi VIII DPR Dapil Lampung III, I Komang Koheri, menyampaikannya bahwa dengan menyandang nama besar Walisongo, ia berharap kampus bisa mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kurikulum pendidikan.
Menurut Komang, memasukkan nilai kemanusiaan dalam pendidikan akan membuat mahasiswa tidak hanya cerdas, namun juga humanis. "Kampus ini membawa nama Walisongo. Saya berharap ke depan nilai-nilai kemanusiaan dimasukkan ke dalam pendidikan. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya cerdas, tapi punya nilai kemanusiaan dalam berbangsa," kata Komang.
Anggota Komisi VIII lainnya, Selly Andriany Gantina, berharap agar kampus lebih meningkatkan Tridharma Perguruan Tinggi. Peningkatan anggaran riset misalnya perlu diupayakan agar keinginan menjadi pusat riset islam terdepan dapat terlaksana.
Hasil riset juga diupayakan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. "Saya akan support jika rencana-rencana peningkatan tridharma disampaikan dalam bagian roadmap 2038," tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ali Taher, bahwa UIN Walisongo bisa benar-benar mengembangkan diri sebagai kampus inklusi. Walisongo sejatinya melahirkan sikap inklusi di tengah masyarakat.
Terkait sarana prasarana, mantan ketua komisi VIII ini juga ingin kampus mengembangkan wilayah dalam satu kluster besar. Dengan satu kluster, pengelolaan dan perancangan kampus ke depan akan menjadi lebih mudah.
"UIN Walisongo masih perlu dikembangkan aspek SDMnya, sistemnya, inovasi teknologinya dan sebagainya. Kami ingin pada 2045, UIN Walisongo bisa masuk 500 besar kampus bereputasi dunia," ujarnya.
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq berterima kasih atas kunjungan resmi Komisi VIII. Di hadapan para legislator ini, guru besar ilmu tafsir memaparkan bahwa UIN Walisongo saat ini memantapkan fokus pada riset nasional, lalu bertahap regional Asean dan Asia.
Rektor juga memaparkan problem riset yang dialami. Menurutnya, para peneliti kampus kerap dipacu untuk membuat karya yang berkualitas, namun masih dihadapkan pada laporan administratif yang membelit.
"Kita punya Jurnal Sinta 2 itu ada 8. Semuanya sudah online, tapi pertanggungjawaban administrasinya masih manual. Kita harus lakukan extraordinary, dan mencari celah, berinovasi tanpa terbentur regulasi," tambahnya.
Dalam kunjungan ini hadir juga Kepala Kanwil Kemenag Jateng Mustain, para wakil rektor, dekan, dan kepala lembaga. Setelah mengunjungi UIN Walisongo, lalu berlanjut ke Demak untuk melakukan ziarah ke makam Sunan Kalijaga. (Humas UIN WS/ MYani)
Bagikan: