Pekalongan (Pendis) - Sebuah inovasi di tengah "kebuntuan" mentransformasikan nilai-nilai hadis di tengah masyarakat, Arif Chasanul Muna, salah satu dosen pada STAIN Pekalongan, melakukan inovasi untuk mentransformasikan hadis-hadis yang dikaji di program studi Ilmu Hadis yang diikuti dengan langkah pelestarian alam dengan nama Ihya` as-Sunnah. Ihya as-Sunnah menjadi nama pilihan program berpijak pada penelitian di tengah masyarakat bahwa hadis yang dipahami dan diamalkan masyarakat hanya berkutat di bidang ibadah mahdhah. Sedangkan di "ibadah" pelestarian alam tidak banyak dipahami. Mengelola alam dipandang sebagai urusan dunia dan terpisah dari urusan keagamaan.
Program ini ditujukan untuk menyikapi perubahan iklim yang melanda di tanah nusantara ini, bahkan terjadi di dunia. Adanya cuaca ekstrim baik di musim hujan maupun kemarau tidak terlepas dari kerusakan alam yang disebabkan ulah dan tangan manusia. Agama dipandang absen dalam hal ini. Untuk itu, dengan program Ihya as-Sunnah, agama harus dilibatkan dan lembaga keagamaan seperti perguruan tinggi keagamaan tidak boleh tinggal diam.
Dengan pendekatan riset kritis serta didampingi Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), saat ini para dosen pada program studi Ilmu Hadis bersama dengan masyarakat sedang menyusun instrumen untuk program Ihya` as-Sunnah tersebut. Instrumen inilah yang menjadi tolok ukur pelaksanaan Ihya as-Sunnah di tengah masyarakat, sehingga mampu merealisasikan visi STAIN Pekalongan yang memelopori pewujudan Islam sebagai .
Dan untuk saat ini, yang sudah tersedia adalah aplikasi hadis berbasis android tentang pelestariaan alam. Aplikasi tersebut bisa diakses di android melalui play store dengan menuliskan kata kunci "Hadis Pelestarian Alam".
Ihya as-Sunnah ini akan memberikan landasan teologis kepada masyarakat bahwa menjaga alam termasuk ibadah yang juga dapat mengantarkan pelakunya untuk masuk ke dalam surga-Nya. Program ini diharapkan dapat menghapus stigma masyarakat terhadap PTKI yang hanya mengurusi "agama" dalam makna sempitnya.
Kreasi seperti ini diharapkan muncul pula dari program studi lainnya dan juga diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. (n15/dod)
Bagikan: