Victoria (Pendis) - Disela-sela kunjungan kerja Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ke Monash University di Melbourne, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Suwendi dan Kepala Subdit Pengembangan Akademik Mamat Salamet Burhanuddin, berkesempatan untuk berdialog dengan komunitas masyarakat muslim Indonesia yang berada di Victoria, salah satu negara bagian Australia yang beribukota Melbourne.
Kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Westall itu dihadiri oleh masyarakat muslim Indonesia yang berada di sekitar Melbourne, peserta shortcourse riset, dan sejumlah jamaah lainnya, Minggu, (17/11 ).
Dialog yang diselenggarakan selepas pelaksanaan shalat maghrib berjamaah itu, para Kepala Subdit di lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam memberiakn pemaparan tentang Islam Indonesia dan Moderasi Beragama.
Paparan pertama disampaikan oleh Mamat Salamet Burhanuddin tentang dinamika Islam Indonesia mutakhir. Menurut doktor jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu Islam Indonesia adalah Islam yang ideal untuk dicontoh. Karena, Islam telah menjadi perekat sosial dalam membangun bangsa dalam berbagai bidang. "Peran yang dilakukan oleh dosen di lingkungan Kementerian Agama telah memberikan sumbangan besar dalam mentransformasikan ajaran dan nilai-nilai Islam sekaligus menjadi perekat dalam kehidupan kebangsaan dan keilmuan sekaligus. Islam dan kebangsaan memiliki relasi yang sangat penting, sehingga semangat dalam kebangsaannya dijiwai oleh komitmen keislaman yang tinggi" ungkap Mamat.
Mamat menambahkan, bidang keilmuan yang dikembangkan di Indonesia juga dijiwai oleh keislaman. "Integrasi keilmuan yang menjadi core business perguruan tinggi keagamaan Islam di lingkungan Kementerian Agama sangat jelas menunjukkan bahwa antara ilmu pengetahuan dan keislaman memiliki hubungan yang erat" ungkapnya lebih lanjut.
Sambung Suwendi, "Ajaran Islam tidak menghendaki ekstrimisitas. Oleh karenanya, tidak benar jika ada orang yang berjihad atas nama kesalehan terhadap Tuhannya, tetapi justru ia melakukan perusakan terhadap tatanan kemanusiaan, termasuk melakukan pengeboman atau merusak kesepakatan-kesepakatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara".
Sebagai penutup pernyataannya Suwendi menambahkan, "Islam di Indonesia itu sangat damai. Islam Indonesia itu moderat. Sebab, militansi ketuhanannya tidak hanya diwujudkan dalam ibadah-ibadah mahdlah semata, tetapi juga dimanifestasikan dalam kehidupan sosial sehari-hari, dengan menjunjung tinggi perbedaan dan menghargai orang lain. Tidak mudah menyalahkan atau mengkafirkan pendapat yang tidak sama dengan dirinya, sehingga masyarakat yang berada di lingkungan kita merasa nyaman dan damai". (Suwendi/Fix)
Bagikan: