Padang (Pendis) --- Saat penutupan Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Sumatera di UIN Imam Bonjol, Kepala Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Ruchman Basori mewakili Kemenag RI menggelorakan semangat John Stephen Akhwari.
John Stephen Akhwari merupakan atlet lari terkenal berkat perjuangan ”heroik”-nya pada Olimpiade 1968 di Meksiko.
"Pelari maraton asal Tanzania ini bukanlah peraih medali pada Olimpiade 1968 itu. Akan tetapi, semua wartawan mewawancarai dia padahal dia menjadi atlet terakhir yang mencapai garis finis lari maraton pada olimpiade itu," ujar Ruchman.
Akhwari yang lahir dan dibesarkan di Tanzania, adalah salah satu peserta lari maraton 42,195 kilometer. Medan lari yang berada di ketinggian, membuat dia mengalami kram sehingga pada kilometer ke-19, dia tertubruk sejumlah pelari.
Akhwari, yang lahir tahun 1938, tak ayal lagi jatuh dengan sendi lutut tergeser dan bahu yang sakit.
"Akan tetapi, ia tidak menyerah. Setelah beberapa saat mengatasi rasa sakitnya, dia meneruskan lomba dengan lutut dibalut kain," jelas Alumni UIN IAIN Walisongo ini.
Pemenang maraton itu adalah pelari Etiopia, Mamo Wolde, dengan waktu 2 jam, 20 menit, 26 detik. Akan tetapi, Akhwari mencuri perhatian para wartawan.
Ketika ditanya kemudian mengapa dia ngotot meneruskan lari meski kondisi fisiknya tidak memungkinkan, dan pemenang lomba sudah akan dihadiahi medali, Akhwari menjawab, ”Negara saya tidak mengirim saya terbang 10.000 mil jauhnya hanya untuk start berlari, tetapi negara saya mengirim saya untuk menyelesaikan lomba. Itu Jawab Akhwari," tambah Ketua I Sema IAIN Walisongo 1998-1999 ini.
Semangat Akhwari itu diingat banyak orang. Dia juga terus berkompetisi di sejumlah kejuaraan lari maraton pasca-Olimpiade 1968 dan menjuarai beberapa di antaranya. Wajarlah bila pada 1983, Akhwari dianugerahi penghargaan ”National Hero Medal of Honor”. Namanya diabadikan dalam yayasan untuk pelatihan atlet Tanzania.
"Meski pun para atlet ada yang belum meraih medali saat ini, kita harus tetap semangat, nanti di PKM selanjutnya harus bisa meningkat, kita ambil contoh teladan dari Akhwari ini," kata Ruchman.
PKM II PTKIN se-Sumatera menetapkan UIN Imam Bonjol Padang sebagai Juara Umum, Juara ke II di raih UIN Raden Intan Lampung dan Juara ke III UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Sampai ketemu pada PKM III di UIN Jambi pada tahun 2023 yang akan datang.(Wawan/RB/My)
Bagikan: