Jakarta (Kemenag) — Kementerian Agama resmi meluncurkan Program PRIMA Magang PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam), sebagai ikhtiar nyata membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja dan keterampilan profesional yang dibutuhkan di dunia industri. Program ini digagas sebagai solusi konkret atas tantangan link-and-match antara dunia kampus dan dunia kerja.
Kick-off Program PRIMA Magang PTKI digelar secara online melalui zoom meeting dan disiarkan langsung melalui Youtube Pendis Channel, pada Jum’at (2//5/2025).
Dalam arahannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menegaskan bahwa tantangan terbesar PTKI hari ini bukan sekadar mencetak sarjana, melainkan memastikan lulusannya cepat terserap dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang semakin kompleks dan disruptif.
“Pertanyaannya bukan lagi apakah alumni kita akan bekerja atau tidak, tapi seberapa cepat dan relevan mereka bisa masuk ke dunia kerja. Ini bukan sekadar fardhu kifayah, tapi fardhu ‘ain. Kampus tidak cukup hanya meluluskan, tapi juga harus mendampingi dan membuka akses karier bagi alumni,” tegasnya.
Menurutnya, Program PRIMA Magang PTKI merupakan rumah besar kolaborasi antara PTKI dan dunia industri. Di dalamnya terintegrasi berbagai layanan seperti pelatihan keterampilan, sertifikasi nasional dan internasional, magang profesional, hingga job fair.
Dirjen Pendis juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif industri dalam proses magang. “Kami ingin mitra industri tidak hanya pasang logo, tapi benar-benar menjadi bagian dari pelatihan. Pendidikan keagamaan kita harus religius, tapi juga adaptif dan produktif,” tambah Dirjen yang juga Guru Besar UIN Palembang.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Sahiron menegaskan bahwa Program PRIMA adalah bentuk respons konkret terhadap kebutuhan riil dunia kerja. Mahasiswa tidak cukup hanya kuat dalam ilmu keislaman, tapi juga harus unggul secara karakter dan profesionalisme.
“Mahasiswa kita butuh ruang belajar di luar kampus yang nyata. Program ini dirancang dengan sistem pendampingan langsung dari praktisi industri, agar dunia akademik dan dunia kerja bisa bersinergi secara langsung,” ujar Sahiron.
Ia juga mengapresiasi dukungan semua pihak, termasuk para koordinator Career Development Center (CDC) di PTKI serta mitra industri yang telah membuka ruang kolaborasi untuk mahasiswa.
Program PRIMA Magang PTKI diharapkan menjadi model nasional pengembangan pendidikan tinggi keagamaan yang tidak hanya unggul secara keilmuan, tapi juga siap menjawab tantangan zaman. Dengan pendekatan kolaboratif ini, lulusan PTKI diyakini akan lebih siap bersaing, mandiri, dan relevan di era transformasi digital.
Bagikan: