Bekasi (Pendis) - Munculnya radikalisme di kampus bukan hanya sekedar omong kosong yang digemborkan selama ini. Penangkapan terduga teroris dan penemuan sejumlah bukti bom aktif di Gelanggang Mahasiswa Universitas Riau oleh Tim Densus 88 menjadi bukti yang benar-benar nyata, bahwa virus radikalisme telah mengakar di ruang-ruang akademik.
Pernyataan tersebut diutarakan oleh Kasi Kemahasiswaan Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ruchman Basori pada pembukaan Workshop Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa "Dari Mahasiswa untuk Indonesia" di Hotel Horison Ultima Bekasi, Senin (04/06).
Meskipun kasus yang terjadi di salah satu kampus Perguruan Tinggi Negeri (PTN), namun Ruchman mengatakan ini juga mejadi alarm bagi kampus di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) atau Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).
Alumnus UIN Walisongo ini mengatakan salah satu ikhtiar menangkal gerakan radikalisme tersebut, Kemenag RI bakal mengadakan Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa. Kompetisi tersebut nantinya bakal diarahkan untuk mengupas masalah-masalah radikalisme yang terdekat dengan lingkungan mahasiswa, sehingga mereka bisa memberikan solusi yang tepat.
"Fenomena munculnya radikalisme inilah yang melatarbelakangi diadakannya kompetisi karya tulis mahasiswa. Karena masalahnya dengan para mahasiswa, kita ajak mereka untuk berfikir memberikan solusi," ungkap Ruchman.
Selain itu lanjut Ruchman, nantinya Lomba Karya Tulis Mahasiswa juga diarahkan pada topik-topik yang berkaitan dengan masalah disintegrasi bangsa, kemiskininan, pendidikan dan problem sosial kebangsaan lainnya.
Aktivis Mahasiswa `98 ini mengatakan, permasalahan ketimpangan sosial hingga kini masih belum selesai. "Problem ini juga tidak kalah penting dengan radikalisme yang terjadi di negeri ini," ujar dia
Workshop yang mengundang unsur pimpinan PTKI, dosen, mahasiswa dan sejumlah pakar ini diharapkan dapat menghasilkan petunjuk teknis (Juknis) yang lengkap dan komprehensif. "Jika Juknis itu selesai, akan segera kami sosialisasikan ke seluruh PTKI se-Indonesia agar banyak mahasiswa yang bisa berpartisipasi," jelasnya.
Pada kesempatan itu pula, Ruchman Basori memaparkan beberapa program pengembangan kemahasiswaan, diantaranya kegiatan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) bagi mahasiswa, Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK), temu DEMA PTKI, dan beragam kegiatan lainnya.
Selain itu Kemenag juga sudah menggelontorkan banyak beasiswa, seperti Bidikmisi, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), fresh graduate dan Program 5000 Doktor untuk tenaga pendidikan dan kependidikan Ditjen Pendidikan Islam. (Kis/RB/dod)
Bagikan: