Kediri (Pendis) --- Seleksi Sistem Elektronik (SSE) dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) Tahun Akademik 2021/2022 dinilai sudah baik, ke depan perlu dikembangkan sebagai best practice untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di luar binaan Ditjen Pendidikan Islam.
Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Abdul Rochman saat monitoring pelaksanaan UM PTKIN di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, pada Selasa (25/5).
“Pelaksanaan UM PTKIN kali ini sudah baik, yang diindikasikan dari sistem aplikasi yang digunakan, kapasitas dan kesiapan pengawas, sampai pada tata ruang pengawasan dan pemantauan”, kata Alumni UIN Jakarta ini.
Lebih lanjut dikatakan Abdul Rochman, PTKN lain perlu diajak menyelenggarakan UM PTK sehingga terjadi saling melengkapi dan saling belajar menyajikan satu sistem yang unggul dan akuntabel.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam, menggelar UM PTKIN melalui Sistem Seleksi Elektronik (SSE) secara nasional pada tanggal 24-27 Mei 2021 di 59 lokasi se-Indonesia.
Menurut keterangan Ahmad Subakir, Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Kediri, ada 147.400 calon mahasiswa ikut ambil bagian dalam UM PTKIN yang memperebutkan 47.461 kursi. Untuk IAIN Kediri peserta yang mengikuti seleksi, 1982 orang dari total pendaftar 4.765 yang terdiri dari pilihan I (1.118 orang) pilihan II (1.577 orang) dan pilihan III (2.070 orang).
“IAIN Kediri pada tahun akademik 2021/2022 akan menerima 1.600 Calon Mahasiswa Baru (Camaba) melalui jalur UM PTKIN, sebelumnya melalui jalur SPAN sudah terseleksi 1.100 mahasiswa”, kata Subakir.
Usai melakukan monev UM PTKIN, Abdul Rochman didampingi Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ruchman Basori, melakukan diskusi terbatas dengan Anggota Senat dan sejumlah pejabat IAIN Kediri.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rochman, menyampaikan program-program prioritas Kemenag: penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, cyber Islamic university, kemandirian pesantren, dan religiosity index.
Rektor IAIN Kediri Nur Chamid menyampaikan pentingnya IAIN Kediri bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) untuk meningkatkan kualitas dan perluasan akses anak bangsa studi pada PTKI.
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ruchman Basori mengatakan untuk menjadi UIN dari sisi adminsitratif mudah tetapi yang terpenting adalah perlunya menyiapkan sumber daya manusia, sistem akademik, sarana dan prasarana pendukung.
“Rencana menjadi UIN harus menjadi kesepakatan bersama dan diikuti dengan langkah-langkah konkrit berupa penyempurnaan master plan pengembangan PTKIN”, harap Ruchman.
Hadir dalam pembukaan SSE UM PTKIN, Rektor IAIN Kediri Nur Chamid, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Wahidul Anam, Kepala Biro AUAK Achmad Heru Achadi Heri, dan sejumlah pejabat eselon III dan IV.(RB)
Bagikan: