Jakarta (Pendis)--UIN Sunan Kalijaga kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam dunia kompetisi keagamaan tingkat nasional. Kontingen Musabaqah Fahmil Qur'an (MFQ) UIN Sunan Kalijaga berhasil meraih Emas Pertama dalam Ajang Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) II Tahun 2023 yang berlangsung di Aula FISIP kampus 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 15/06/2023.
Prestasi ini merupakan buah dari kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari Pembina Kontingen, Drs. Mohamad Yusup, M.SI, dan tentunya para peserta, yakni, Ahmad Kamal Assidiqi dari Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Muhammad Wahyudi Azzukhruf dari Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta Hitna Bis Saadah dari Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.
Dalam kompetisi yang penuh tantangan ini, ketiga peserta tersebut berhasil menunjukkan penampilan yang mengesankan dan mampu mengungguli pesaing-pesaingnya. Dalam babak final, mereka berhasil meraih Juara 1 dengan total nilai 1250, mengungguli peserta dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memperoleh total nilai 1175, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang meraih posisi juara ketiga dengan total nilai 1150.
Perjalanan kontingen UIN Sunan Kalijaga dimulai dengan gemilang pada putaran pertama, di mana mereka mencapai nilai sempurna 1000 dari 10 soal yang diberikan. Persaingan semakin sengit pada putaran selanjutnya, namun pada akhirnya, pertanyaan terakhir dengan poin besar berhasil dijawab dengan benar oleh Tim MFQ UIN Sunan Kalijaga, mengantarkan mereka meraih Emas Pertama.
Kepada Tim Humas, Kamal Assidiqi membagikan pengalamannya."Dalam MFQ ini, kami menyamakan visi yakni mengikuti OASE, dan menghadapi tantangan berupa pelaksanaan lomba yang bersamaan dengan masa UAS.
Awalnya, kami merasa ragu karena sebetulnya kami telahsaling mengenal dan mengetahui kemampuan kompetitor, karena sebelumnya kami telah beberapa kali mengikuti perlombaan Fahmil Qur'an. Namun, dengan kerja keras dan doa, kami berhasil mengatasi semua itu."
Kemudian, Muhammad Wahyudi Azzukhruf yang lebih akrab dipanggil dengan Yudi menambahkan bahwa masa persiapan tim MFQ hanya dilalui dalam kurun waktu tiga pekan saja, meskipun demikian, dengan track record mereka yang telah berulang kali mengikuti kompetisi pada bidang Fahmil Qur'an. Sehingga mereka telah memiliki banyak pengalaman termasuk dalam pengenalan karakter lawan.
"Kami pernah maju dalam kompetisi Fahmil Quran sebelumnya, tetapi secara mandiri. Dari situlah mungkin kelebihannya, kami sudah memiliki pengalaman dari lomba-lomba dan kami sudah memiliki gambaran tentang peserta lain, " ungkap Yudi.
Dia juga mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kemenangan timnya. Mereka memiliki tekad kuat untuk meraih juara, meskipun mereka menyadari bahwa beberapa pesaing mereka memiliki kapasitas yang di atasnya. Namun, dengan keyakinan dan kerja keras, mereka berhasil mencapai hasil yang diharapkan.
"Ketika lomba berakhir dan melihat perolehan skor, hati saya terkaget kaget. Awalnya kami unggul, kemudian persaingan begitu ketat hingga kami menjadi di posisi ketiga. Namun di detik-detik terakhir, dengan soal yang poinnya paling besar, kami berhasil menjawab pertanyaan dengan benar", sahut Yudi yang diiringi dengan tawa rekan-rekan satu timnya.
Pada babak penyisihan, tim tersebut mengaku merasa grogi. Namun, begitu mereka masuk ke babak final, mereka tidak lagi merasakan demam panggung. Mereka mampu tampil tenang dan fokus, sehingga dapat menghadapi tantangan lomba dengan baik.
Cerita menarik bagaimana Tim MFQ UIN Sunan Kalijaga menghadapi babak final juga diutarakan oleh Hitna Bis Saadah. Ia mengatakan bahwa dia bersama kedua rekan timnya memiliki latar belakang pesantren yang kuat. Mereka yakin akan keajaiban doa dan pentingnya spiritualitas dalam mencapai kesuksesan.
Sebelum lomba dimulai, tim ini sepakat untuk mengkhatamkan Al-Qur'an sebagai persiapan. Dengan tekad yang kuat, mereka berhasil mengkhatamkan 30 juz Al-Qur'an sebelum kompetisi.
"Kami memiliki latar belakang pesantren dan sangat yakin akan kekuatan doa. Kami juga mengikuti kompetisi yang berfokus pada bidang Quran, dan kami sepakat untuk mengkhatamkan Al-Qur'an sebelum lomba sebagai persiapan, Jadi, dibagi masing-masing khatam 10 juz." ungkap Hitna.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja sama dan semangat tim MFQ, sehingga dapat kembali mempersembahkan prestasi karena saat ini Ia sedang berproses dalam menyusun tugas akhir.
"Mungkin ini adalah lomba terakhir bagi saya sebelum saya lulus, ya. Terima kasih kepada Kamal dan Yudi, kalian telah membantu kisah saya bersama bidang Fahmil Qur'an ini husnul khotimah", tutur Hitna yang telah menggeluti bidang Fahmil Qur'an sejak dirinya menimba ilmu di bangku Madrasah Aliyah.
Melihat kebersamaan dan kemampuan Tim MFQ, Pembina Kontingen, Drs. Mohamad Yusup, M.SI., menyampaikan rasa syukurnya atas perolehan emas yang berhasil diraih oleh Kamal, Yudi dan Hitna.
"Sejak diperkenalkan pertama kali dengan mereka, saya sudah yakin bahwa anak-anak ini sangat potensial menjadi juara." ucapnya. Saya sampaikan, bahwa di babak final kita bertemu dengan kampus UIN dari barat, timur dan tengah. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa.
Yusup menambahkan, "Sama dengan Mbak Hitna, sebelum saya pensiun, ada satu impian besar yang ingin saya capai, yaitu mempersembahkan medali emas untuk UIN Sunan Kalijaga. Alhamdulillah, impian itu terkabul. Ini adalah momen yang terindah bagi saya, " ujarnya dengan perasaan syukur yang mendalam.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdur Rozaki, M.Si., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas capaian prestasi Tim Musabaqah Fahmil Qur'an.
"Ini adalah Emas pertama di event OASE, emas pertama untuk kontingen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta," ungkap Abdur Rozaki.
"Momen bersejarah tertoreh dari cabang lomba Fahmil Quran yang di final mengalahkan UIN Jakarta dan UIN Malang. Selamat dan sukses! Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi cabang lomba lainnya untuk meraih medali emas," lanjutnya.
Tim Fahmil Quran telah mengukir posisi sebagai yang terbaik di antara semua perguruan tinggi keagamaan Islam yang berpartisipasi dalam cabang lomba di ajang prestisius tersebut, sekaligus menjadi yang pertama mempersembahkan medali emas untuk almamater UIN Sunan Kalijaga.
Prestasi gemilang yang diraih oleh Tim Musabaqah Fahmil Quran dalam Ajang Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) II Tahun 2023 tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi seluruh kontingen UIN Sunan Kalijaga.
(Humas UIN Sunan Kalijaga)
Tags:
OASE 2023Bagikan: