Jogjakarta (Pendis) --- Membentuk sikap moderat harus bersedia berkawan dan bersahabat dengan siapapun yang beragama lain dan atau beraliran lain. Ditegaskan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Al-Makin, pada Jumat (11/12) di Jogjakarta.
“Mereka yang hanya hidup pada lingkungan yang homogen dalam hal agama tidak dapat merasakan betapa pentingnya sikap yang moderat,” tambah Rektor.
Dihadapan peserta Workshop Moderasi Beragama Al Makin menegaskan bahwa UIN Sunan Kalijaga berusaha merealisasikan salah satu core values, yakni inklusivitas dalam berbagai bidang, termasuk dalam hal beragama.
“UIN Sunan Kalijaga berkontribusi dalam pengarusutamaan pola pikir dan sikap keberagamaan yang moderat, sebagaimana yang diprogramkan oleh Kementrian Agama RI”, tegasnya.
Workshop digelar selama empat hari, 11-14 Desember 2020 dan dipandu langsung oleh Alissa Wahid, Tim Imam Nahe’i, dan Nur Hasyim. Diikuti oleh 16 dosen muda dan 4 pengurus Pusat Moderasi Beragama dan Kebinekaan (PMBK).
Keberadaan PMBK sangat strategis untuk mencetak agent-agent moderasi beragama yang kini sangat dibutuhkan dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan di Indonesia.
Sahiron Syamsuddin Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan Dan Keuangan mengatakan, workshop sebagai salah satu program PMBK bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran pentingnya keberagamaan yang moderat di kalangan dosen.
Sahiron berharap agar para dosen menjadi agen-agen yang mampu mentransfer keilmuan keagamaan yang moderat, yang pada gilirannya mampu membentuk kesadaran pada diri mahasiswa dan masyarakat pentingnya hidup beragama yang penuh kedamaian.
Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam terus menerus mendesiminasikan moderasi beragama. Salah satunya mendirikan Rumah Moderasi Beragama di seluruh PTKIN. Sampai saat ini sudah berdiri 19 Rumah Moderasi Beragama dari 58 PTKIN yang ada.
(RB/My)
Bagikan: