Jakarta (Pendis)- Jurnal IJIMS (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) berhasil menduduki peringkat ke-50 terbaik di dunia dari 456 jurnal versi SCOPUS, perkembangan menarik lainnya juga terjadi pada perjurnalan di lingkungan PTKI Kementerian Agama RI. Berdasarkan data terbaru dari SCOPUS periode bulan Maret 2020. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penelitian UIN Surabaya, Khoirun Niam, Rabu (17/3).
Menurutnya, selain IJIMS, terdapat 3 (tiga) jurnal PTKI lainnya, JIIS (Journal of Indonesian Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya, Studia Islamika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Al-Jamiah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 53. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS), 71. Journal of Indonesian Islam (JIIS), 158. Studia Islamika, dan 89. Al Jamiah.
Disampaikan Khoirun Naim, executive editor Jurnal JIIS, secara keseluruhan terdapat 576 jurnal yang berada dalam bidang Religious Studies dalam daftar SCOPUS. Sementara angka di percentile menunjukkan jumlah jurnal berdasarkan percentasi dari jumlah cite score (456 jurnal). Pada cite score tertentu terdapat beberapa jurnal yang sama sehingga urutan pada nomor tertentu terdapat beberapa jurnal. Seperti IJIMS yang berada pada urutan 50 diduduki pula oleh jurnal lain. Terdapat 7 jurnal yang berada pada posisi cite score 0.43 dan berada pada urutan 50. Urutan Jurnal di SCOPUS berdasarkan kategori ini terdapat 456 jurnal dari 576.
Adapun Journal of Indonesian Islam (JIIS) per bulan Maret 2020 berada pada posisi cite score 0.35 dan berada pada urutan 68. Terdapat 5 jurnal di list SCOPUS yang berada pada urutan 68 ini. Studia Islamika pada urutan 153 dan Al Jamiah pada urutan 189, ucapnya.
Parameter lain yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi dari the Impact of Knowledge yang diukur berdasarkan Source Normalized Impact per Paper/SNIP. SNIP dipakai oleh SCOPUS sedangkan Journal Impact Factor dipakai oleh Web of Science.
Pada aspek Impact of knowledge urutan Jurnal PTKI di SCOPUS, JIIS tertinggi dibanding jurnal lainnya, seperti IJIMS, Studia Islamika dan Al-Jamiah. Informasi penting lain tentang kondisi jurnal PTKI di SCOPUS adalah akumulasi jumlah dokumen yang diindeks oleh SCOPUS atau yang dapat ditelusuri keberadaanya pada data base SCOPUS. Berdasarkan kategori ini Studia Islamika menduduki urutan pertama.
Sementara itu, Niam mengatakan urutan dan kategori di atas berbasis pada metric “angka” yang mempunyai perbedaan dengan basis susbtantif yang mengacu pada ranah isi. Data di atas tidak menyentuh ranah Quality of Content yang mengacu pada item-item Academic contribution to the field (Novelty, Originality), Clarity of abstracts, Quality and conformity with stated aims & scope, Readability of articles (quality of language). Pada aspek kualitas isi ini SCOPUS, melalui Content Selection and Advisory Board (CSAB) menilai hanya pada 9 artikel yang disubmit saat pengajuan indeksasi. SOPUS tidak melakukan penilaian dan pemeringkatan kualitas isi artikel yang terbit setelah dinyatakan terindeks. Memang ada pemantauan terhadap kondisi umum jurnal yang berhubungan dengan ada tidaknya pelanggaran terhadap Publication Ethic yang berujung pada pemutusan indeksasi atau bahkan Cancelation. Pembaca dapat meililhat dan menilai masing-masing (terbitan/online) jurnal, yang semua itu merefleksikan kualitas proses penanganan naskah yang dilakukan oleh pengelola.
Selain keempat jurnal PTKI yang terindeks SCOPUS, juga terdapat Qudus international Journal of Islamic Studies (QIJIS) IAIN Kudus yang terindek di SCOPUS sejak tahun 2018. Jurnal ini belum dapat dilihat SNIPnya di laman SCOPUS namun Citescore Tracker tahun 2019 menunjukkan angka yang cukup baik sebesar 0.64, tutur Niam.
Berdasarkan update jurnal-jurnal PTKI pada SCOPUS sampai dengan bulan Maret tahun 2020 tersebut, Direktur PTKI, Prof. M. Arskal Salim, GP. merasa yakin dan optimis, bahwa tradisi akademik, riset, dan publikasi ilmiah akan terus lebih maju dan berani kompetisi dengan jurnal lain di dunia, pungkasnya. (ME/Hik/Solla)
Bagikan: