Jakarta (Pendis) - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama RI mengundang seluruh kepala pusat Perpustakaan PTKIN di Bogor, tanggal 26 s/d 27 Januari 2018. Kegiatan itu dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang panduan layanan online untuk E-Jurnal dan E-Book, terutama Kitab Turas sejak abad ke-15. Dalam rapat persiapan, Dr. H. Suwendi, M.Ag. menyatakan, bahwa kegiatan FGD bersama kepala pusat perpustakaan di awal tahun 2018 ini untuk merespon perkembangan yang serba cepat terkait publikasi ilmiah, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat.
"Koordinasi bersama kepala pusat perpustakaan di lingkungan PTKIN ini sengaja diundang pertama kali oleh Subdit Penelitian, Publikasi ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam rangka mempertegas pentingnya pusat perpustakaan di PTKIN yang sedang mempersiapkan diri untuk universitas berbasis riset dan destinasi studi Islam dunia di Indonesia," ujarnya usai rapat dengan panitia.
Semula, agenda FGD untuk regulasi atau panduan layanan online ini akan dilaksanakan minggu kedua bulan Januari 2018, tetapi karena agenda Direktur PTKI terlebih dahulu ingin mengundang para Rektor UIN/IAIN dan Ketua STAIN seluruh Indonesia dalam rapat koordinasi dengan Bapak Menteri Agama RI, maka kegiatan ini baru dilaksanaan mulai hari ini, tegas Suwendi.
Direktur PTKI, Prof. Arskal Salim, MA, dalam arahan singkatnya saat rapat dengan Subdit Penelitian, menyatakan bahwa pertemuan dengan kepala perpustakaan ini sangat penting dilakukan karena layanan online dari kementerian agama RI dipusatkan di perpustakaan sebagai tempat referensi utama dalam kajian ilmiah dan penelitian.
"Dalam rangka penguatan dan persiapan PTKIN sebagai destinasi studi Islam dunia di Indonesia, perpustakaan harus menjadi faktor penting dalam perubahan ini. Publikasi ilmiah, tulisan untuk jurnal internasional, tidak mungkin dilepaskan dari peran perpustakaan, termasuk di dalamnya langganan online. Apalagi dalam layanan terbuka akses referensi tingkat dunia ini, terdapat literature klasik sejak abad ke-15 dalam Bahasa Arab yang menjadi distingsi PTKIN dengan universitas lainnya. Sehingga pertemuan ini sangat penting dilakukan untuk melihat bagaimana layanan yang sudah berjalan tersebut supaya lebih bermakna bagi para dosen, mahasiswa dan peneliti."
Beberapa narasumber kunci dalam FGD telah konfirmasi kehadirannya, mulai dari Bapak Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Kepala Pusat Lektur, Khazanah Islam Balitbang Kemenag RI, dan pakar layanan online.
Salah seorang Kepala Pusat Perpustakaan yang telah dapat mengakses layanan ini merasa sangat senang dan bangga karena mempunyai layanan yang distingtif, yaitu Early Arabic Printed Books, yang berisi kitab-kitab cetak kuno yang sudah tidak terbit ulang dan sangat sulit ditemukan di pasaran. Bahkan, layanan ini sudah ada link-nya di web sebagian UIN/IAIN setempat, seperti UIN Syarif Hidayatulllah, UIN Sunan Kalijaga, UIN Sunan Ampel, dst.
"Pembuatan link layanan online dari kemenag ini sengaja dipasang untuk memudahkan akses bagi para peneliti, dosen dan mahasiswa. Unggulan layanan turas ini harus dapat diakses sivitas akademika," ungkap Labibah, Kepala Perpustakaan UIN Jogjakarta yang juga Ketua APPTIS (Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam), seperti dikatakan Mahrus, Kasi Publikasi Ilmiah yang bertanggung jawab melakukan koordinasi teknis dengan kepala pusat perpustakaan PTKIN seluruh Indonesia. (MEM/dod)
Bagikan: