Banda Aceh (Pendis) --- Dosen sekaligus Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad mewakili Indonesia untuk mengikuti Konferensi Internasional di Universitas Hong Kong tentang Global China in A Religious World.
Konferensi ini merupakan hasil kerja sama antara Hong Kong Institute for the Humanities and Social Sciences (The University of Hong Kong), Asia Research Institute (NUS, Singapura), dan Center for Global Asia (NYU Shanghai).
Para sarjana yang datang berbagai negara, membentangkan hasil fokus kajian mereka tentang Studi Cina yang diharapkan mampu menyentuh beberapa aspek dari tujuan konferensi ini, yaitu: Sirkulasi penetrasi jaringan, personel dan praktik keagamaan antara Cina dan negara lain, termasuk negara-negara BRI (Belt and Road Initiative) dan sekitarnya, termasuk melalui migrasi, perdagangan, atau gerakan misionaris.
Di samping itu, para pemakalah juga membahas isu-isu tentang keterikatan agama dan tanggapan terhadap proyek infrastruktur yang diinvestasikan Cina; wacana, identitas, dan imajinasi keagamaan dan peradaban yang berkembang sebagai konsekuensi dari hubungan yang semakin intensif antara Cina dan negara lain; pengelolaan dan kontrol negara, baik oleh China atau negara lain, terhadap peningkatan aliran agama dalam konteks sekuritisasi dan ketegangan geopolitik; faktor agama dalam politik nasional atau geopolitik yang melibatkan Cina.
Acara ini menghadirkan beberapa pembicara terkemuka dari beberapa negara, yaitu David A Palmer (The University of Hong Kong), Michel Chambon, Emily Hertzman (National University of Singapore), Tan Sen (NYU Shanghai), Manochehr Dorraj (Texas Christian University), Jian Xiakoun (Utrecht University), dan beberapa pembicara lainnya dari Afrika, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Adapun wakil dari Indonesia 3 orang yaitu: Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Harry Buwono (BRI), Krisharyanto Umbu Deta (Universitas Gadjah Mada).
Dalam kesempatan ini, kawasan yang mendapatkan pengaruh dari strategi BRI Cina menjadi pusat perhatian dari sesi diskusi panel, seperti Afrika, Iran, Turki, Indonesia, Malaysia, Dunia Arab, Kamboja, Thailand, dan Filipina.
Masing-masing pembicara menyajikan bagaimana interaksi global Cina dalam memuluskan strategi penguasaan ekonomi yang memiliki pengaruhnya pada kepercayaan dan keyakinan, baik bagi warga Cina sendiri maupun masyarakat setempat.
Adapun isu yang disentuh dalam beberapa sesi diskusi yaitu jaringan perdagangan halal, kemunculan imigran salafi Cina, kosmologi, fenomena konversi orang Cina yang masuk Islam di Dubai, dan jaringan penjualan pengobatan Cina di beberapa negara. Topik-topik yang menarik ini tentu memunculkan diskusi yang alot untuk melihat pengaruh investasi Cina di beberapa negara tersebut.
Dalam kesempatan ini, KBA menyampaikan makalah tentang pengaruh transformasi budaya Cina dalam kehidupan relijiusitas masyarakat Indonesia, dengan melihat pada pengaruh film-film Cina yang diputar di Indonesia. Adapun judul makalah tersebut adalah ‘I Love King Hustle Movie’: How the Transformation of Chinese Religiosity Affects Indonesian Culture.” Tujuan utama dari paparan ini adalah memperlihatkan pengaruh film-film Cina di Indonesia, sejak era 1980-an.
Kemunculan film-film Cina merubah cara pandang masyarakat Indonesia terhadap Cina, kendati isi film-film Cina kadang tidak sesuai dengan acara agama di Indonesia. Misalnya, film tentang Dewa Judi yang menampilkan kehebatan penjudi Cina, walaupun sebenarnya judi dilarang dalam seluruh agama di Indonesia. Demikian pula, film-film yang membawa pesan moral dan nilai yang menampilkan kehidupan para biksu di Padepokan Shaolin.
Kendati film-film terkadang menampilkan alur yang bersifat komedi, namun film-film Cina sarat dengan pesan moral. Dalam hal ini, KBA menjelaskan bagaimana dampak pemahaman masyarakat terhadap budaya Cina dari film Kera Sakti yang diputar oleh televisi swasta Indonesia. Film berseri ini mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Sementara itu, film Kung Fu Hustle merupakan salah satu film Cina yang selalu diputar di Indonesia. Film kungfu komedi menampilkan pesan moral dari seorang manusia biasa menjadi luar biasa, yang diperankan oleh Stephen Chow dan bintang-bintang ternama lainnya.
Film ini setiap tahun selalu diputar di televisi swasta, yang membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sangat meminati film ini. Film ini mengambarkan bagaimana campur tangan Budha di dalam membantu ‘manusia pilihan’ yang membela kebenaran. Film ini secara internasional mendapatkan keuntungan dan berbagai penghargaan.
Kamaruzzaman memandang film merupakan jembatan diplomasi kebudayaan yang berhasil dilakukan oleh pemerintah Cina. Pemahamana masyarakat terhadap identitas Cina tersampaikan dalam berbagai film yang selalu mendapatkan perhatian khusus masyarakat Indonesia.
Bahkan, beberapa aktor Cina seperti Jet Li, Jacky Chan, Andy Lau, dan beberapa nama lain, masih berada di dalam ingatan masyarakat Indonesia.
Acara konferensi Global China in a Religious World, akan diteruskan sesi secara online pada tanggal 22-23 Agustus yang diselenggarakan oleh Asia Research Institute, National University of Singapore) dan 27-28 Agustus Oktober diselenggarakan oleh Center for Global Asia, NYU Shanghai).
Diharapkan akan banyak peserta yang hadir dari seluruh penjuru dunia, untuk membahas bagaimana dampak strategis investasi China dalam kontek program BRI pemerintah ini.
Tags:
KBABagikan: