Banda Aceh (Pendis) --- Sebanyak 50 mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, mengikuti Sosialisasi Museum, Senin (5/12/2022) bertempat di Museum Aceh, Jalan Sultan Mahmudsyah, Peuniti, Banda Aceh.
Kegiatan belajar bersama di Museum yang bertajuk Bustanussalatin yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Museum Aceh dibuka secara resmi oleh Kepala UPTD Museum Aceh Mudha Farsyah. Turut menghadirkan narasumber Muhammad Nur Aulia, Nurhawani, Khairunnisak dan Muchlis dari UPTD Museum Aceh.
Dalam sambutannya, Kepala UPTD Museum Aceh Mudha Farsyah menyampaikan bahwa lokasi Museum Aceh saat ini termasuk dalam komplek kerajaan waktu itu. Dia berharap para peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa ini mampu menjadi agen Museum untuk menggerakan masyarakat dan memberikan informasi terkait Museum serta dapat mempromosikan museum di kalangannya.
"Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada peserta untuk menjadi agen Museum, ayo memberikan informasi yang benar dan relevan terkait museum, sejarah, sehingga tidak ada penyampaian informasi yang keliru,"kata Mudha Parsya, Senin (5/12/2022).
Sementara itu, Muhammad Nur Aulia dalam pemaparan materinya tentang Bustanussalatin menjelaskan bahwa kata Bustanussalatin adalah sebuah istilah yang dapat memantik memori kita pada masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-17 yang punvak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Menurut Aulia, Bustanussalatin juga mengingatkan kita pada mahakarya ulama Aceh yang pada masa tersebut banyak menghasilkan karya-karya besar di mana Aceh pada masa itu menjadi pusat intelektual tidak hanya di Nusantara dan negeri Melayu saja namun sampai ke Asia.
"Tak hanya itu Bustanussalatin menunjukkan keagungan dan kemegahana sebuah komplek istana tempat para sultan memerintah dan bertempat tinggal,"ungkap Muhammad Nur Aulia, Senin (5/12/2022).
Lebih lanjut, Kurator Museum Aceh ini Bustanussalatin merupakan salah satu kitab karya Nuruddin Ar-Raniry, kitab ini merupakan salah satu kitab yang fenomenal yang disususn pada abad ke 17 tepatnya pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) sampai pada masa Sultan Iskandar Tsani (1636-1641 M).
Pada kesempatan itu, Muhammad Nur Aulia juga mengatakan bahwa pemanfaatan museum sebagai sarana pembelajaran dengan menggali informasi di dalamnya adalah hal yang sangat efektif dalam rangka menanamkan kecintaan akan sejarah dan budaya Aceh.
"Ini juga sesuai dengan selogan museum Aceh yaitu "kenali sejarah agar tak salah melangkah,"tutupnya. []
Tags:
#SosialisasiMuseumAcehBagikan: