Pekalongan (Pendis) - Sofyan, mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan mengajak warga Kampung Maribu Kabupaten Jayapura untuk menciptakan produk dari bahan dasar sagu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN-Nusantara Bhakti PTKN untuk Papua pada bulan Juli hingga Agustus lalu.
Berbagai olahan yang terbuat dari bahan dasar sagu diantaranya kue sagu, martabak sagu, es krim sagu, biskuit sagu, dan keripik sagu. Dihubungi melalui media whatsApp, menurut Sofyan semua jenis produk yang berbahan dasar tepung sagu bisa di sebut produk olahan sagu. Kampung Maribu merupakan pusat hutan sagu terbesar di Kabupaten Jayapura dan lokasinya yang berada di ujung Distrik Sentani Barat. “ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat karena banyak yang menggantungkan sumber perekonomiannya dari pohon sagu,” ungkap Sofyan.
Dari awal penerjunan di lokasi KKN dan orientasi selamat 1 minggu, menjadikan peserta KKN lebih memahami potensi di Kampung Maribu. Rata-rata masayarakat di kampung ini hanya mengolah sagu menjadi tepung. Karena lokasi hutan tempat mencari sagu warga sekitar terdapat banyak sungai, mereka memanfaatkannya untuk memeras parutan batang sagu, yang kemudian di diamkan selama 4 hari dan jadilah tepung sagu.
Dari proses orientasi tersebut, Sofyan mempunyai ide mengajak warga Kampung Maribu untuk menjadikan tepung sagu yang mempunya kualitas baik ini menjadi produk-produk olahan dari sagu ini untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. “Biasanya tepung sagu disini dijual dengan harga 300-400 ribu per karungnya,” tutur Sofyan. Harapannya dengan membuat olahan dari tepung sagu akan mampu menekan penebangan pohon sagu.
Seperti yang kita ketahui pohon sagu pertumbuhannya sangat lama. “Biasanya sagu akan mulai dipanen saat berusia 8 hingga 10 tahun dengan rata-rata tinggi 10 sampai 11 meter,” terangnya. Sofyan mengatakan, sagu jika dijadikan olahan seperti kue, biskuit, martabak, es krim, dan keripik bisa membantu meningkatkan penghasilan bagi penduduk kampung setempat sehingga bias meminimalisir penebangan pohon sagu di hutan. “Melihat sagu bisa dijadikan sumber perekonomian masyarakat di Kampung Maribu, setidaknya harus ada pendampingan dari pihak-pihak terkait dari pemerintahan Kabupatèn Jayapura terkait pengolahan sagu,” pungkasnya.
Dengan adanya KKN-Nusantara Bhakti PTKN untuk Papua, Sofyan sangat berharap semoga masyarakat tetap menjaga keutuhan alam dengan senantiasa mematuhi aturan adat. “Sehingga pada puncaknya ketika kita menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita dan jauh dari namanya bencana alam,” tutup Sofyan.
Bagikan: