Bandung (Pendis) - Rumah Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan Workshop Jurnal Indeksasi Scopus dan Workshop Manajemen Konferensi dengan menghadirkan narasumber Asep Bayu Dani Nurdianto, dosen Universitas Pendidikan Indonesia.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Sentra Publikasi, dilaksanakan di Aula Gedung Lector Hall, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu, (7/6/2023)
Koordinator Rumah Jurnal, Hamdan Sugilar, menyampaikan bahwa “Kegiatan ketujuh dari 17 program yang disiapkan Rumah Jurnal pada tahun 2023. Tentunya sangat mendukung program publikasi yang disusun Rumah Jurnal untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Jurnal di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung agar terindeks Scopus. Selain itu, konferensi yang dilaksanakan di lingkungan kampus ini harus tertata dengan baik serta menghasilkan outcome yang bermanfaat,” tegasnya.
Penanggungjawab Rumah Jurnal, Wahyudin Darmalaksana, menegaskan bahwa “publikasi yang dicapai hari ini adalah kerja keras yang dilakukan oleh para pengelola jurnal. Di antara pengelola jurnal saat ini pernah mendapat coaching dari narasumber kegiatan hari ini," jelasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh para pengelola jurnal, pejabat di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan kampus sekitar. Pengelola jurnal sangat antusias dengan kegiatan ini karena cita-cita besar jurnal adalah dapat memberikan kontribusi pada dunia ilmu pengetahuan level dunia dengan pengelolaan yang diakui secara internasional.
Kita ketahui Asep Bayu Dani Nurdianto, dosen UPI yang juga mengelola 16 Jurnal di tangannya secara langsung. Salah satu jurnal yang dikelolanya adalah Indonesian Journal of Science and Technology (IJOST), jurnal yang sudah terindeks Scopus dalam dua tahun pengelolaannya.
Guru besar muda ini berhasil membawa jurnal-jurnal yang dikelolanya terindeks Scopus dalam waktu yang relatif cepat.
Workshop ini dilakukan dengan sedikit pemaparan, dan didominasi dengan praktik serta tanya jawab. Pemaparan yang disampaikan berkaitan dengan meluruskan mindset yang harus dimiliki pengelola jurnal dan berbagi pengalaman mengelola jurnal internasional.
"Mindset yang harus diluruskan oleh pengelola jurnal adalah, bahwa pengelola jurnal harus meyakini, jurnal yang dikelolanya adalah memberikan manfaat dan pertolongan bagi orang lain," tegasnya.
Selain itu, pengelola jurnal juga harus yakin bahwa mindset tersebut akan membuat para penulis mencari jurnal yang kita kelola, "bukan pengelola yang mencari penulis. Pengelola juga perlu berdoa kepada Allah Swt. agar cita-citanya dimudahkan dan diberi pertolongan," ujarnya.
Pengalaman yang disampaikan tentang pengelolaan jurnal Internasional adalah, dengan mindset yang dimiliki, entah bagaimana, banyak penulis luar negeri yang mengirimkan artikelnya. Banyaknya diversitas penulis luar negeri, dan banyak juga artikel yang dikutip, membuat jurnal yang dikelolanya dapat dengan mudah terindeks Scopus.
Pemaparan awal yang disampaikan, menimbulkan banyak pertanyaan menarik. Di antara pertanyaan yang muncul adalah, “Selain doa, kiat apa yang bisa ditempuh agar jurnal kami dapat terindeks Scopus?”.
Narasumber pun menjawab sambil mempraktikkan apa yang harus dilakukan. Langsung membuka web Scopus, bagaimana cara melihat langkah awal kelayakan jurnal terindeks Scopus. "Di antara yang perlu dilihat adalah sitasi artikel dari jurnal yang kita kelola, perlu menunjukkan angka yang layak. Artinya, banyak yang mengakui terbitan kita adalah terbitan yang baik untuk menjadi rujukan secara internasional," tandasnya.
Banyak hal menarik dan bermanfaat yang bisa diterapkan dalam pengelolaan jurnal serta pengelolaan konferensi dari kegiatan ini. Sampai tiba pada akhir sesi, narasumber memberikan closing statement.
Asep menegaskan kembali bahwa "pengelola jurnal harus memperbaiki mindset agar saat mengelola jurnal dapat dilakukan dengan senang, ikhlas, dan memberikan manfaat, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat," pungkasnya.
Bagikan: