Benteng Akidah di Kaki Gunung Sinabung

Kamis, 30 Januari 2020 11:37 WIB
Pendis

Benteng Akidah di Kaki Gunung Sinabung

Salah satu riset yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018 adalah oleh Rahmat Rifai Lubis berjudul Benteng Akidah di Kaki Gunung Sinabung.

 

Riset dilakukan sebagai respons dan strategi dai dan daiyah dalam membina religiusitas umat Islam korban bencana letusan Gunung Sinabung. Dai dan daiyah tersebut termasuk minoritas di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara.

 

Riset didasari karena berdasarkan hasil laporan dari lembaga pemantau isu-isu keagamaan seperti  yang dilakukan  the Wahid Institute, setiap  tahunnya, kelompok minoritas di Indonesia sejauh ini masih mengalami masalah  serius. Mereka  kelompok  paling  rentan  korban  tindakan intoleransi, diskriminasi, hingga aksi  kekerasan.

 

Berdasarkan hasil penelitian lembaga The Wahid Institute bahwa terminogi minoritas tidak selalu indentik dengan kuantitas. Menurut lembaga tersebut jumlah atau kuantitas bukan  satu-satunya  standar mendefinisikan minoritas. 

 

Menyikapi hal ini, dai dan daiyah merupakan ujung tombak perjuangan dakwah minoritas. Hanya saja yang menjadi permasalahan tentang minimnya jumlah pendakwah, sarana dan prasana keagamaan, akan semakin memperparah keadaan umat.

 

Sebagaimana data yang dirilis oleh PD Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Karo, dalam buku Profil Dakwah Ummat Islam Kabupaten Karo 2009 memberikan informasi yang memprihatinkan tentang kondisi dakwah di Kabupaten Karo. Dari 158 masjid, ada sekitar 45 masjid yang tidak melaksanakan Shalat Jumat, 105 masjid tidak memiliki perkumpulan atau pengajian remaja masjid, 102 masjid tidak ada pembelajaran Al-Qur'an bagi anak-anak Islam. Dari 261 desa yang ada di Karo, 1168 desa tidak memiliki dai atau ustadz, 223 desa tidak pernah dikunjungi/didatangi oleh dai/ustad dari luar desa. Kemudian,160 desa yang tidak memiliki pengajian/perwiridan jamaah, 223 desa tidak ada pengajian/perwiridan remaja, dan 211 desa tidak ada sarana belajar Al-Qur'an bagi anak-anak. 

 

Dengan kondisi seperti ini maka tak salah jika banyak tokoh Sumatera Utara yang menyebut kondisi ini mempritahatinkan. Azhari Akmal Tarigan misalnya menyebut ‘Dakwah di Tanah Karo Mati Suri’. Sebuah tulisan yang mensosialisasikan kondisi dakwah di Karo, sekaligus mempromosikan agar umat Islam tergugah semangatnya untuk bersama-sama berjuang untuk pengembangan dakwah.

 

Informasi terdahulu dari Beni Irawan juga menarik untuk dijadikan sebagai acuan, sebab menurutnya pergeseran perilaku beragamaan juga kerap muncul karena persinggungan antara adat dan agama. Berdasarkan hasil penelitiannya perbedaan antara adat dan agama merupakan satu keadaan yang sulit yang dialami oleh dai maupun pemeluk agama Islam di Kecamatan Kaban Jahe, Kabupaten Karo Sumatra Utara, di mana mayoritas penduduknya adalah suku Batak Karo dan beragama Kristen. Ketika pelaksanaan adat bertentangan dengan Islam, masyarakat muslim Batak Karo hanya bisa pasrah menghadapi hal tersebut. Banyak hal-hal yang dipakai dalam adat Batak Karo bertentangan dengan apa yang diajarkan atau digariskan oleh Islam itu sendiri. Standarisasi makanan halal makanan juga menjadi tantangan.

 

Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang respons dan strategi para da’i dalam membina keberagamaan umat Islam di Kabupaten Karo, yang dianggap perlu minoritas dan perlu pendampingan pasca bencana letusan gunung Sinabung.

 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif. Moleong menjelaskan bahwa penelitian  deskriptif  yaitu  penelitian yang menggambarkan dan melukiskan  keadaan  objek  penelitian  pada saat sekarang  sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta. Penelitian  ini merupakan usaha menggambarkan secara sistematis data dan karakteristik objek datau subjek yang diteliti secara tepat. 

 

Pengumpulan data dalam penelitian ini dillakukan melalui beberapa cara. Pertama observasi, atau pengamatan terhadap kondisi dan perilaku keberagamaan umat Islam pasca bencana, strategi pembinaan religiusitas oleh para dai; Wawancara kepada warga dan dai dalam hal pembinaan religiusitas. Dan, dokumentasi atau catatan warga dan para dai yang dianggap relevan dengan penelitian

 

Analisis data dilakukan secara interaktif. Menurut Sugiyono bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai. Maksudnya, dalam  analisis  data  peneliti  ikut  terlibat  langsung  dalam menjelaskan dan menyimpulkan data yang diperoleh dengan mengaitkan teori yang digunakan.  

 

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah daerah yang terkategori zona awas, dalam hal ini terdapat empat kecamatan (Kecamatan Payung, Tiganderket, Namteran, Simpang Empat). Namun, karena banyak dari desa dalam kecamatan tersebut telah direlokasi maka untuk setiap kecamatan diambil dua desa saja sebagai perwakilan. Adapun desa-desa tersebut ialah Perbaji dan Kutambaru (Kecamatan Tiganderket), Desa Payung dan Selandi (Kecamatan Payung), Desa Garang-garang dan Kutarakyat (Kecamatan Namanteran), Desa Perteguhen dan Surbakti (Kecamatan Simpang Empat).

 

 

Penulis: Kendi Setiawan

Editor: Kendi Setiawan

 

Tags:

#kemenag#Diktis#dai#minoritas#Sinabung


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG