Faktor Penyebab Kawin Lari di Nitu, Bima

Selasa, 11 Februari 2020 16:32 WIB
Pendis

Faktor Penyebab Kawin Lari di Nitu, Bima

Pada penelitian berjudul Londo Iha (Kawin Lari) dalam Pernikahan Adat Suku Mbojo-Bima; Menelusuri Konsep Londo Iha (Kawin Lari) dalam Perspektif Masyarakat Nitu Kota Bima Nusa Tenggara Barat, diungkapkan faktor-faktor penyebab terjadinya kawin lari.  

Penelitian yang dilakukan oleh Masita dari Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima, NTB pada tahun 2018 didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2018.   Dalam penelitiannya yang melibatkan 13 narasumber masyarakat Nitu Kota Bima dengan teknik wawancara, Masita menemukan lima faktor penyebab terjadinya kawin lari (londo iha) di Nitu, Bima.  

 

1. Status sosial

Status sosial di masyarakat menjadi faktor utama terjadinya kawin lari. Menurut temuan Masita, masyarakat Kelurahan Nitu ketika hidup di tengah-tengah masyarakat maka hal yang paling utama mereka pandang adalah status sosial.   Siapa saja yang memiliki status sosial dan pandangan masyarakat bahwa keluarga tersebut terhormat maka harga menjadi sangat mahal ketika dalam proses pernikahan. Banyak masyarakat yang datang membantu tanpa disuruh, masyarakat datang bergotong royong mengerjakan kegiatan perkawinan. Semakin banyak kolega dan handai tolan, menjadi sangat disanjung dan disegani.   Ketika ada orang lain yang akan menikahi mereka maka orang tersebut harus memiliki status sosial yang sama tingginya dengan mereka. Karena kalau mengambil dari status sosial yang lain maka tidak seharkat semartabat, sehingga akan dihina dan dilecehkan oleh anggota masyarakat yang lainnya.

  

2. Ekonomi Fakor kedua adalah ekonomi.

Masyarakat Kelurahan Nitu memiliki pekerjaan yang beragam. Ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil, guru, TNI, Polri, perawat, bidan, pedagang, dan lain-lain. Tetapi masyarakat setempat rata-rata paling banyak memiliki pekerjaan sebagai petani yakni petani jagung, petani kacang tanah, petani singkong. Keadaan alam dan iklim yang sangat bagus sehingga memungkinkan masyarakat melakuan bercocok taman seperti jagung, padi, kacang tanah, singkong.   Masyarakat Kelurahan Nitu mengukur tingkat harkat dan martabatnya selain dari status sosial di atas atalah faktor ekonomi. Siapa yang paling banyak uangnya, siapa yang kaya, akan disegani dan dihargai. Karena dengan kekayaan tersebut, dia akan mapu membeli dan memiliki apa saja yang dia inginkan.  

 

3. Faktor budaya dan tradisi

Masyarakat Nitu sangat kuat memegang teguh budaya dan tradisi. Walaupun zaman semakin maju, budaya dan tradisi tidak bisa dilupakan begitu saja. Dalam hal pernikahan, budaya dan tradisi yang masih kuat adalah menikah dengan yang masih garis keturunan misalnya dengan sepupu satu kali, sepupu dua kali dari ayah dan ibu. Hal yang jelas menjadi alasan adalah bahwa menikah harus yang diutamakan jika bagi mereka yang sudah sukses seperti mendapat pekerjaan sebagai PNS, TNI, Polri, dan lain sebagainya.   Ketika ingin menikah harus pertama-tama mencari tahu dahulu keluarga sendiri apa ada yang layak untuk dinikahi. Jika tidak ada, barulah dicarikan orang lain atau yang mereka sebut dengan istilah kacampo angin ndai (menikah dengan keluarga sendiri). Hal itu diaksudkan agar hartanya terjaga dan tidak terbagi kepada orang lain. Mereka beranggapan dengan filosofi daripada pahamu dou tahojapu pahamu angi ndaimu (daripada memberi makan orang lain lebih baik memberi makan kepada keluarga sendiri).  

 

4. Keturunan

Masyarakat di Kelurahan Nitu menyadari bahwa keturunan merupakan hal yang paling utama. Keturunan merupakan harta yang tidak ternilai harganya. Terkadang keturunan juga menjadikan pertumpahan darah jika memperebutkan warisan. Dalam hal pernikahan keturunan menjadi prioritas, karena jika menikah yang pertama dilakukan adalah mencari tahu tentang keturunan.   Jika seorang laki-laki ingin menikah dan melihat ada perempuan yang layak untuk dinikahi maka yang pertama-tama dilakukan adalah laki-laki tersebut mencari tahu keturunan, keluarga, dan handai tolan apakah ia dari keluarga baik-baik ataukah ia dari keluarga tidak baik, ataukah ia dari keluarga sederhana dan miskin tetapi perilakunya sangat baik. Maka perempuan tersebut pasti akan dilamar oleh laki-laki tersebut. Tetapi, jika tidak baik, laki-laki tersebut akan mencari orang lain yang lebih baik.

 

5. Kekayaan

Harta merupakan ukuran kejayaan serta harkat dan martabat manusia di Nitu. Jika mereka memiliki harta dan kekayaan yang melimpah, semakin diakui dan disegani sebagai orang yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Jika keluarga tersebut memiliki anak laki-laki dan anak perempuan, nilai tawarnya cukup tinggi dan tidak sembarangan orang yang akan meminangnya kecuali keluarga yang sama kaya dan seharkat dan martabat dengan mereka. Jika tidak maka keluarga tersebut akan malu dan dikucilkan oleh masyarakat karena mengambil yang bukan seharkat dan martabat dengannya.  

 

Penulis: Kendi Setiawan

Editor: Kendi Setiawan

 

Tags: #kawin lari #Bima #Diktis #penelitian #Kemenag


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG