Indoktrinasi Moderasi

Sabtu, 24 September 2022 10:10 WIB
Pendis

.

Hamdan Juhannis 
(Rektor UIN Alauddin Makassar)

Saat bermain Petak-Umpet dengan anak bungsu saya, Anritta, saya memulai dengan mengecek apa matanya sudah tertutup kain dengan benar. Saya mengeceknya dengan menanyakan berapa jumlah jari tangan yang saya taruh di depan matanya yang tertutup. Anritta menjawab secara spontan dengan menyebut angka, dan yang paling sering disebut adalah: 1, 2, dan 10. Sampai saya selalu tertawa karena setiap mendapat giliran, jawaban dengan mata tertutupnya selalu berada di antara tiga angka tersebut. 

Saya penasaran dan mencoba meraba mengapa selalu berada di sekitar tiga angka itu. Saya menemukan kesimpulan sementara; saya selalu mengatakan dalam kesehariannya, Anritta juara 1 setiap menyelesaikan hafalan mengajinya atau tugas sekolahnya. Saya juga sering memberi tanda V pada jari-jari saya dengan telunjuk dan jari tengah sebagai lambang "Victory" atau kemenangan baginya setiap dia bertanding mewarnai dengan saya. Dan saya rajin menuliskan angka10 setiap saya diminta menilai pekerjaannya yang diselesaikannya dengan baik. Jadinya dia sangat akrab dengan angka: 1, 2, dan 10. 

Mengapa saya menceritakan pengalaman kecil dan bersifat pribadi ini? Saya telah menjalankan proses indoktrinasi tanpa saya sadari. Saya menaruh di pikiran bawah sadar Anritta, angka-angka yang dia akan selalu ingat, dan diresproduksi secara spontan ketika diiminta untuk menebak angka secara acak. Begitulah proses untuk menanamkan nilai kepada orang lain. Kita selalu memperhadapkan di depan matanya, menunjukkannya, mencontohkannya,  membuatnya operasional, atau bahkan fungsional. 

Apa yang dipahami dan diyakini sebagai kebenaran atau kemuliaan, berproses menjadi pemahaman bawah sadar melalui rekayasa sampai terjadinya pengentalan. Prosesnya berlangsung secara kontinyu dan selalu diperagakan di depan mata atau digendangkan di telinga. 

Begitu juga orang atau kelompok lain yang berbeda mempersepsi sebuah keyakinan, adat, tradisi, budaya, karena yang dipaparkan dalam hidupnya adalah hal yang berbeda. Bagi orang yang rajin mengkampanyekan inklusivitas, mereka menyebutnya sebagai relativisme budaya. Pemaknaan sederhana dari kasus kecil di atas, bisa membantu memahami bagaimana doktrin subyektif bekerja dalam hidup dan bagaimana keragaman pandangan itu terjadi. 

Pengarusutamaan moderasi beragama adalah bentuk rekayasa dokrin yang sistimatis untuk membuat wawasan moderat itu mengalami pengentalan dan akhirnya menjadi "mindset". Mindset inilah yang membentuk pusaran dan berkelindan dengan ragam "minds" dan terbentuklah mindset baru yang dipengaruhi oleh arus utama berupa moderasi beragama. 

Itulah yang ingin dituju dengan derasnya gerakan  moderasi beragama. Karena dari pusaran inilah, kita akan semakin tumbuh menjadi pribadi atau kelompok yang lebih bijak memaknai perbedaan. Berbeda itu niscaya! Dua anak kembar saja  susah membedakannya. Tanya juga kerumitan yang dialami suami yang isterinya punya saudara kembar. Bagaimana lagi kalau semua manusia diciptakan  sama?


Pendis

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG