Anak berkebutuhan khusus sebagian besar sudah merasakan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan layanan sesuai dengan kondisinya. Namun, tidak dengan pendidikan seks yang belum mendapatkan perhatian dikalangan pendidik.
Ambarwati merupakan salah satu guru yang meneliti terkait pendidikan seksualitas untuk anak yang berkebutuhan khusus. Penelitian Ambarwati berjudul Strategi Pembelajaran Seksualitas pada Masa Pubertas bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Margorejo Pati dilakukan dengan dukungan bantuan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018.
Peneliti menyebutkan, seiring dengan minimnya pendidikan seks bagi anak berkebutuhan khusus menjadikan sebagian di antara mereka cenderung mudah dimanipulasi, sehingga kerap kali dijadikan obyek pelecehan dan pelampiasan seksual. Bisa dikatakan bahwa anak berkebutuhan khusus ini lebih rentan menjadi korban seksual dibandingkan dengan masyarakat umum.
Sedangkan data pelecehan dan kekerasan seksual yang akurat terhadap anak berkebutuhan khusus di Indonesia tampaknya belum tersedia, karena tidak banyak kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dilaporkan. Upaya yang memungkinkan untuk dilakukan oleh dunia pendidikan adalah dengan mengadakan pendidikan seks.
Menurut Ambarwarti, dalam memberikan pembelajaran pendidikan seksual memerlukan suatu rencana yang ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan yang dinamakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tersebut dalam pendidikan seksual merupakan bagian penting yang harus ada dalam upaya mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti merumuskan masalah penelitiannya pada apa saja materi yang harus disampaikan dalam pendidikan seks untuk anak berkebetuhan khusus dan bagaimana strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru.
Ambarwati menuturkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kembali perhatian pemangku kepeentingan dan pemangku kebijakan terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus terutama pendidikan seksual, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan sebagaimana pelecehan seksual dan hal yag lebih buruk lainnya dan juga menyiapkan kurikulum tentang pendidikan seksual yang standar bagi keseluruhan anak berkebutuhan khusus.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif interaktif melalui metode deskriptif kualitatif.
Ambarwati mengutip Sukmadinata, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research) yakni suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Sedangkan kualitatif interaktif merupakan studi mendalam dengan menggunakan tehnik pengumpulan data langsung dari subyek atau orang dalam lingkungan ilmiahnya. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran seksual bagi siswa SLB yang memasuki masa pubertas.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa materi pendidikan seksual yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Margorejo, Pati adalah berupa upaya pemahaman pada anak mengenai fungsi alat seksual dan naluri alamiah yang timbul. Kemudian, bimbingan dalam menjaga dan memelihara alat reproduksi atau organ intim.
Selain itu memberikan pemahaman dan perilaku pergaulan yang sehat beserta resiko-resiko yang dapat terjadi seputar masalah seksual dan bagaimana cara melindungi diri dan terhindar dari pelecehan seksual. Tujuannya agar ketika sudah dewasa lebih dapat bertanggungjawab dalam mempergunakan dan mengendalikan hasrat seksualnya.
Strategi pembelajaran pendidikan seksual untuk anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Margorejo, jika dimaknai dari strategi pembelajarannya yaitu menggunakan strategi kelompok-individu (group individual learning). Jika dilihat dari segi klasifikasi strategi pembelajaran merupakan strategi pembelajaran langsung (direct Instruction).
Penelitian ini merekomendasikan kepada para guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus bisa benar-benar memerhatikan kondisi dan kemampuan anak, sehingga masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian. Selain itu, guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam memilih metode dan media pembelajaran.
Adapun rekomendasi peneliti kepada pemerintah adalah agar selalu memberikan perhatian dan meningkatkan kepekaan terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus. Memberikan workshop, pelatihan pada sekolah-sekolah dan masyarakat terkait pentingnya pendidikan seksual untuk ABK.
Penulis: Ono Rusyono
Editor: Kendi Setiawan
Tags:
Bagikan: