Pepali Ki Ageng Selo tentang Kebahagiaan

Rabu, 12 Februari 2020 08:34 WIB
Pendis

Pepali Ki Ageng Selo tentang Kebahagiaan

Penelitian Berbasis Pengabdian Masyarakat yang dilakukan Rima Ronika dari
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) Yogyakarta pada tahun 2018 mengulas tuntas tentang ajaran sufistik Ki Ageng Selo. Salah satu pokok pembahasan dalam penelitian berjudul Corak Ajaran Tasawuf dalam Peepali Ki Ageng Selo Ditinjau dari Perspektif Hermeneutik Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher tersebut adalah tentang konsep hidup bahagia dunia akhirat atau saadah al-daraini.


Penelitian yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018,​​​​​​​ Rima mendeskripsikan konsep kebahagiaan yang diajarkan Ki Ageng Selo terdapat dalam syair-syair Dandhanggula, Asmaradhana, dan Megatruh. Dalam ketiga bagian tersebut Ki Ageng Selo menuturkan secara lugas kriteria dan syarat 'perilaku' manusia untuk memperoleh kehidupan bahagia dunia akhirat.

 

Pertama, manusia harus meninggalkan sifat tercela dan perbuatan keji. Karena, sifat tercela dan perbuatan keji mengakibatkan pelakunya terjauhkan dari hidayah Tuhan. Termasuk salah satu dari perbuatan buruk adalah sifat angkuh, bengis, serakah, mencuri dan bahkan memburu pujian orang lain.

 

Dalam penelitian yang didukung sepenuhnya oleh Diktis Kemenag ini, peneliti mengatakan, menurut Ki Ageng Selo perbuatan buruk merupakan penyakit hati. Maka untuk menjauhi perbuatan tercela ini manusia harus menjaga kesucian hati. Ajaran ini terdapat dalam syair Dandhanggula pupuh pertama.
 

Kedua, manusia harus memperbanyak berbuat baik kepada sesama. Bagi Ki Ageng Selo, ketika manusia melakukan perbuatan baik kepada sesama, sejatinya ia berbuat baik kepada dirinya sendiri. Konsep ini dikenal dengan istilah jalma patrap, yaitu sifat dan sikap manusia yang mesti harus beretika dan senantiasa bersikap santun, etis dan menghargai orang lain.
 

Dalam bagian ini Ki Ageng Selo menegaskan bahwa hakikat sikap hidup manusia adalah untuk memberi berkah dan manfaat bagi semua manusia. Bukan aniaya, dengki, dan congkak yang cenderung merugikan dan menyengsarakan orang lain.
 

Bagian ini dijelaskan pula bahwa manusia laksana pemimpin yang seharusnya berbuat baik dan memberi teladan kepada rakyat dan bawahannya. Sebagai seorang pimpinan manusia mesti bersikap sopan dan mengayomi kepada rakyat dan bawahannya.


Tentang hakikat baik dan buruk, Ki Ageng Selo menjelaskan dalam syair Megatruh pupuh keempat sampai sepuluh. Bahwa, kebaikan dan keburukan tidak bisa ditawar ditukar. Ketika membahas tentang kebaikan disandingkan dengan surga, dan ketika membahas tentang keburukan dikaitkan dengan neraka. Itu artinya, orang yang berbuat baik kelan akan ditempatkan di tempat yang layak, surga. Begitu pula sebaliknya, orang yang berbuat jelek niscaya akan dibalas dengan kesengsaraan kelak di akhirat.

 

Ketiga, manusia harus mengetahui arti hidup dan hakikat keberadaan dirinya. Menurut Ki Ageng Selo, manusia yang mengetahui hakikat keberadaanya, niscaya akan mampu sampai kepada Tuhannya. Setelah manusia sampai kepada Tuhannya, manusia bisa melepaskan seluruh ketergantungan dan kepentingan duniawi yang cenderung membelenggu dan membuat manusia resah. Penjelasan ini dengan lugas dijabarkan dalam Dandhanggula pupuh kelima.


Bersamaan dengan ketiga syarat tersebut, Ki Ageng Selo juga menegaskan bahwa syarat-syarat tersebut hanya dapat ditempuh dengan penggunaan akal sehat manusia secara maksimal. Karena hanya dengan akal sehatlah manusia mampu menyaring prihal baik dan buruk serta merefleksikan hakikat keberadaan dirinya.

 

Selanjutnya, setalah meninggalkan perbuatan tecela, memperbanyak berbuat kebaikan serta mengenali hakikat hidup dan keberadaan dirinya, syarat kebahagiaan yang keempat, yaitu proses manusia mengenal Tuhannya. Ki Ageng Sole menjelaskan bahwa puncak kebahagiaan manusia adalah ketika manusia mengenal Tuhannya. Karena, dengan mengenal Tuhannyalah manusia mampu menjalani ketiga syarat sebelumnya dengan tulus, tanpa embel-embel kepentingan apa pun. Selengkapnya, tentang proses perjalanan manusia untuk mengenal Tuhannya dijabarkan dalam syarir-syair Dandhanggula pupuh kesembilan, sepuluh, dan sebelas. 
 

Manusia yang hendak sampai pada pengetahuan atas Tuhan oleh Ki Ageng Selo disyaratkan untuk menempuh empat tahapan secara tertib. Yaitu, jalan syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Secara bertahap tingkatan ini dijelaskan dalam Asmaradana pupuh ketiga dan keempat, bahwa manusia bisa mencapai tingkatan makrifat, setalah melewati berbagai ujian untuk menguatkan jiwanya dan memperluas pengetahuannya.


Maka, manusia yang mampu menekuni keempat syarat kebahagiaan di atas, niscaya akan memperoleh ketenangan hidup, ketenteraman hati dan kedamaian jiwa sebagaimana yang dituliskan dalam Asmaradhana pupuh kedua.

 

Hakikat Kebahagiaan Menurut Ki Ageng Selo
 

Setalah pembahasan tentang syarat-syarat kebahagiaan, syair-syair Ki Ageng Selo dilanjutkan dengan jabaran tentang hakikat kebahagiaan itu sendiri. Penjelasan ini secara terperinci dijabarkan dalam syair-syair Asmaradhana.
 

Bagi Ki Ageng Selo, hakikat kebahagiaan bukan hanya milik pribadi. Kebahagiaan adalah milik bersama, semua manusia. Oleh karenanya setiap manusia diharuskan untuk saling membantu mencapai kebahagiaan itu sendiri. Setiap manusia harus saling mengingatkan untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan kejelekan (tawasau bi al-shabri, tawasau bi al-sobri).


Konsep kebahagiaan secara umum terbagi menjadi dua, kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Kebahagiaan dunia hanya akan diperoleh dengan ketenangan hati dan ketenteraman jiwa, yaitu kebahagiaan yang tidak didasarkan pada predikat-predikat duniawi. Bentuk kebahagiaan ini telah dibahas syarat-syaratnya, yaitu ketika manusia mampu melepaskan diri dari dari kepentingan dan ketergantungan; dan pada selain Allah, sebagaimana tercantum pada Dandanggula pupuh kelima.


Kebahagiaan yang kedua adalah kebahagiaan akhirat, kebahagiaan manusia setelah bertemu dengan Tuhannya. Kebahagiaan akhirat ini dapat ditempuh dengan memperbanyak berbuat kebaikan, menjauhi perbuatan keji, serta menempuh jalan hakikat dan makrifat. Syarat kebahagiaan ini telah dijabarkan dalam Dandhanggula pupuh kesembilan, sepuluh, dan sebelas; dan di Asmaradana pupuh ketiga dan keempat. Isinya, manusia harus menempuh jalan suci dengan 'melakoni' syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. 

 

 

Penulis: Ahmad Fairozi

Editor: Kendi Setiawan

Tags:

#Diktis#Ki Ageng Selo#Kemenag


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG