Stereotip Masyarakat Kalipang, Pasuruan terhadap Pendidikan Anak Perempuan

Minggu, 12 Januari 2020 08:55 WIB
Pendis

Stereotip Masyarakat Kalipang, Pasuruan terhadap Pendidikan Anak Perempuan

Dalam sebuah masyarakat selalu terdapat indikasi adanya pelabelan sifat (stereotyping) yang diletakan kepada laki-laki dan perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun budaya. Tentu hal inilah yang turut mempengaruhi pembentukan representasi terhadap perempuan dan laki-laki. Melalui stereotip, masyarakat mendistribusikan tugas laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat. Stereotip mulai dari yang terkecil yaitu keluarga, nilai dalam ajaran agama, dan pada masa kini stereotip terus terpelihara dan meluaskan pengaruhnya melalui media dan propaganda.

Lewat stereotip inilah yang pada umumnya mengakibatkan bias gender antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Stereotip yang mengakibatkan bias gender sebenarnya bisa diubah dan diperbaiki dengan adanya pendidikan gender yang baik di kalangan masyarakat.

Tentu pengubahan stereotip yang dulunya bernada pejoratif kepada suatu stereotif yang bernada membangun akan bisa menghilangkan bias gender antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Iwantoro pada tahun 2018 di Desa Kalipang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dengan judul Pendidikan Anak Dalam Perspektif Gender: Studi Kasus Pendidikan Anak di Desa Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan, ditemukan bahwa ternyata masih banyak stereotip pejoratif masyarakat kita terhadap pendidikan anak perempuan.

Iwantoro dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa di Desa Kalipang, masih berkembang stereotip yang mengakar kuat bahwa anak perempuan adalah anak yang lemah sehingga tidak sesuai jika harus bekerja di luar rumah.

Iwantoro juga menyatakan bahwa di Desa Kalipang mayoritas anak perempuan memang beraktivitas di sekitar rumah, seperti membantu orang tua di kebun atau sawah, mencari makanan ternak, dan sejenisnya. Aktivitas seperti itu sudah menjadi pemandangan yang biasa, kalaupun ada yang bekerja di luar biasanya menjadi karyawan perusahaan yang ada di sekitar desa. Stereotip seperti ini tentu hanya menyebabkan perempuan tertinggal dengan laki-laki dalam segala hal termasuk dalam memperoleh kesempatan pendidikan.

Stereotip lain yang mengakar kuat di Desa Kalipang bahwa jangkauan perempuan terbatas pada sumur, dapur, dan kasur. Tentu tanpa disadari hal menjadi faktor yang menyebabkan anak perempuan mengalami kecenderungan diskriminasi dalam pendidikan.

Selain itu, pada penelitian yang didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI, juga disampaikan bahwa aktivitas perempuan yang terbatas pada sumur, dapur, dan sumur tersebut membuat orang tua berpikir dua kali untuk memberikan investasi pendidikan yang lebih tinggi untuk anak perempuannya. Pondok pesantren biasanya menjadi pilihan orang tua untuk pendidikan anaknya, sambil menunggu jodoh anak tersebut.

Di masyarakat juga berkembang pantang menolak lamaran laki-laki untuk anak perempuannya, meskipun anak masih dalam proses sekolah. Orang tua lebih menikahkan anak perempuannya daripada menunggu si anak menyelesaikan sekolahnya sampai tuntas.

Walhasil dengan masih adanya stereotip pejoratif masyarakat terhadap pendidikan anak perempuan. Tentu menjadikan PR dan tugas berat bagi pendidikan di Indonesia untuk mengubah stereotip tersebut menjadi stereotip yang bernada membangun. Yaitu, sebuah stereotip yang tidak menyebabkan diskriminasi dan bias gender antara laki-laki dan perempuan.

Penulis: Ahmad Khalwani
Editor: Kendi Setiawan
Tags:
#stereotip#gender#Diktis#Kemenag#penelitian


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG