Tasawuf Transformatif sebagai Tasawuf Alternatif di Era Modern

Minggu, 12 Januari 2020 08:46 WIB
Pendis

Tasawuf Transformatif sebagai Tasawuf Alternatif di Era Modern

Agama Islam mempunyai visi rahmatan lilalamin. Ajarannya mengarahkan penganutnya pada jalan yang memberi kemaslahatan diri sendiri, orang lain, bahkan lingkungan. Dengan visi itu, jika ada persoalan umat maka Islam harus melakukan upaya transformatif untuk mengatasi persoalan umat. Islam diturunkan sebagai petunjuk dan rahmat untuk membebaskan manusia dari semua bentuk perbudakan atau penghambaan yang melawan nilai-nilai teologis dan nilai-nilai dasar kemanusiaan.

Islam tidak bisa diposisikan sebagai agama yang statis untuk dirinya sendiri, tetapi harus ditransformasikan dan ditafsirkan oleh umat manusia. Transformasi inilah yang bisa disebut sebagai bentuk riil dari gerakan sosial baru. Karenanya, Islam merupakan agama yang akan memberikan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat yang ada di dunia.

Islam transformatif merupakan upaya agama untuk menganalisis dan memberikan alternatif solusi terhadap segala bentuk dehumanisasi sosial. Islam adalah agama yang hakikatnya bukanlah milik perseorangan atau kelompok. Dalam Islam terdapat unsur tasawuf yang menjadi bagian yang sangat signifikan bagi keberadaan Islam transformatif.

Tasawuf transformatif ingin membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Salah satunya adalah problem dari keterasingan (alienasi). Keterasingan yang dimaksud antara lain: (1) alienasi kesadaran, (2) alienasi ekologis, dan (3) alienasi sosial. Karenanya, sistem yang biasanya dipakai berawal dan bermuara pada pengetahuan tentang Tuhan (makrifat) serta konsepsi transendensial (tauhid).

Dalam konteks tasawuf transformatif, pemahaman terhadap hakikat dari segala sesuatu yang mengantarkan seorang hamba ke derajat makrifat harus dikontekstualisasikan dalam ranah yang lebih bersifat sosial. Artinya, seseorang salik pada tasawuf transformatif ini, harus pandai menyampaikan tujuan dari ajaran yang ia terima, tidak semata untuk kebaikan dalam dirinya, tetapi bagi kemanfaatan yang lebih luas.

Jika di dalam beribadah hubungan dengan Tuhan adalah hakikatnya maka hubungan dengan masyarakat adalah manifestasi atau penjelmaannya. Mencintai Allah adalah hakikat, tetapi seseorang tidak akan sampai pada hakikat sebelum kecintaannya kepada Tuhan itu direalisasikan dengan cara mencintai makhluk-makhluk Nya. Bukti mencintai Allah adalah mencintai makhluk Nya, sedangkan bukti mencintai makhluk Nya adalah mengulurkan kemungkinan-kemungkinan yang mampu mengembangkan diri dan kehidupan mereka.

Perbuatan yang baik dalam bentuk penyediaan fasilitas, informasi-informasi, pelatihan keterampilan, dan berbagai bentuk kegiatan sosial lainnya yang ditradisikan berulang-ulang, akan menjadi sebuah wirid. Perbuatan-perbuatan baik yang diulang-ulang secara terus-menerus adalah wirid implementatif yang memiliki daya efektivitas untuk mengubah semesta menuju ke arah yang lebih baik. Maka dari itu, usaha memperoleh cinta sejati Allah merupakan langkah yang harus dilakukan oleh manusia untuk mencapai tingkat hakikat dan makrifat.

Penelitian yang cukup concern tentang tasawuf transformatif dilakukan oleh Sayyidah Syaikhotin dan Hasyim Asyari. Penelitian yang bekerjasama dengan Pendis Diktis Kemenag ini berjudul Geneologi Tasawuf Transformatif. Penelitian ini difokuskan pada dua gerakan yang berorientasi terhadap makna tawasuf transformatif yang eksis di Indonesia. Dua gerakan tersebut adalah Majelis Maiyah oleh Ainun Nadjib dan Majelis Dzikir Manaqib Syech Abdul Qodir Jailani oleh Kiai Muzakki Syah.

Majelis Maiyah berdiri atas dasar kekecewaan terhadap sistem pemerintahan orde baru yang sudah keluar jauh dari cita-cita pendiri bangsa Indonesia dan kekecewaan terhadap sistem reformasi yang belum bisa menjawab terhadap segala persoalan yang ada di masyarakat. Tepatnya pada malam menjelang akan digelarnya Sidang Istimewa MPR 2001, pada tanggal 31 Juli 2001. Sedangkan Dzikir Manaqib Syech Abdul Qodir Jailani didirikan oleh KH Achmad Muzakki Syah di dalam menyebarkan dakwah islami yang berorientasi pada sufistik untuk menjadikan umat selalu dekat dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta mampu menghadapi segala persoalan hidup.

Secara garis besar, kedua majelis ini memiliki tujuan dari tasawuf transformatif yang sama yakni tauhid dan tasawuf. Selain dua materi yang sangat mendasar tersebut, di majelis tasawuf transformatif diajari berbagai disiplin ilmu baik yang monodisipliner, multidisipliner, maupun interdisipliner. Tasawuf transformatif tidak memperbolehkan manusia meninggalkan dunia. Tuhan menciptakan dunia tidak untuk ditinggal lari oleh manusia. Melainkan untuk diurus, ditaklukan, dan dijadikan fasilitas untuk berkembangnya kemanusiaan. Majelis tasawuf transformatif memiliki berbagai cara untuk memperoleh cinta sejati.

Adapun cara-caranya yaitu dengan dengan menerapkan konsep segitiga cinta dan piramida cinta. Konsep Segitiga Cinta merupakan konsep yang ditawarkan dalam Majelis Maiyah dan Konsep Piramida Cinta merupakan konsep yang ditawarkan oleh Majelis Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani. (Sufyan/Kendi Setiawan)

Tags:
#Diktis#Kemenag#penelitian#taswuf#Islam#transformatif#tasawuf transformatif


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
PPG Daljab Kemenag

Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Kemenag RI

Pendis
UM-PTKIN 2025

Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN 2025

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan