Transmisi Bahasa Arab dalam Masyarakat Bima

Sabtu, 11 Januari 2020 00:00 WIB
Pendis

Transmisi Bahasa Arab dalam Masyarakat Bima

Peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari bahasa dan pola komunikasinya. Kebesaran suatu bangsa tercermin dari bahasa dan dialek yang digunakannya sehari-hari. Bahkan bangsa yang besar bisa memengaruhi bangsa lain melalui bahasanya. Tesis ini dapat dibuktikan dengan bahasa Arab dan Inggris yang menyebar ke seluruh dunia. Itu artinya, bangsa Arab dan Ingris pernah menjadi negara besar yang menyisakan jejeknya di berbagai negara yang pernah disinggahinya berupa bahasa Arab dan Ingris.

Hal menarik yang perlu diulas dalam tulisan ini adalah keberadaan bahasa Arab di Indonesia, khususnya di Bima. Pada hakikatnya masyarakat Bima memiliki bahasa khas yang berlaku secara turun-temurun di tengah tengah masyarakatnya. Namun demikian, bila ditelisik lebih seksama, ada beberapa bahasa Bima yang tidak murni merupakan bahasa daerah mereka, akan tetapi merupakan bahasa serapan hasil tranmisi dengan bahasa Arab. Dari sini sepintas dapat digambarkan bahwa bahasa Bima beberapa kosa katanya merupakan bahasa serapan hasil transmisi dari bahasa Arab.

Sri Wahyuningsih dan Nurul Zuhriyah dalam penelitiannya tahun 2018 berjudul Analisis Serapan Kosakata Bahasa Arab terhadap Bahasa Bima menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan masuk dan digunakannya bahasa Arab di daerah Bima. Pertama, proses ekspansi dagang Gujarat Arab Islam ke bumi Nusantara, termasuk juga ke daerah Bima. Menurut Azyumardi Azra penggunaan bahasa Arab di Nusantara, khususnya di Bima dipengeruhi oleh hubungan dagang luar negeri antara Indonesia dengan negara Arab yang sudah terjalin sejak abad ke -17 M, pada masa-masa awal Islam.

Dalam proses ini, para pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan anak benua India yang mendatangi kepulauan Nusantara memiliki hubungan dagang yang kuat dengan bangsa Nusantara. Hal ini disebabkan karena Nusantara merupakan daerah yang cukup potensial dalam menghasilkan biji-bijian, rempah-rempah, dan bahkan binatang ternak.

Pada hasil riset yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018, peneliti mengungkapkan, Renaffaer menyebutkan posisi Bima yang menjadi salah satu pusat perdagangan pada rute lintas Malaka dan Maluku sebagai daerah yang disinggahi para pedagang Arab sepanjang rute pelayaran-perdagangan. Pada masa itu Bima juga dicatat sebagai daerah yang posisi geografis dan fisiografisnya sangat memadai untuk menghasilkan ternak kuda, kijang dan sapi, ikan dan rempah rempah layaknya pala, cengkeh dan kopi. Oleh karena itulah penyebutan kata kahawa (kopi) diserap dari kata Arab:Qohwa

Kedua, adanya akulturasi budaya yang didahului dengan proses perpindahan penutur suatu bahasa ke lingkungan penutur bahasa yang lain. Dalam hal ini, Bima sebagai daerah teluk tempat transit para pedagang-pedagang terutama pedangan Makassar, Bugis, Arab, dan bahkan Cina yang menuju Laut Malaka Banda, Ternate mengakibatkan akulturasi kebudayaan yang sangat tinggi antara masyarakat Bima dengan bangsa Arab. Untuk hal ini misalnya dapat dilihat dari bahasa Bima baruka (burqa) yang diserap dari bahasa Arab: Burqo.

Ketiga, proses pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama, bahasa Arab adalah bahasa asli agama Islam. Sementara itu, masyarakat Nusantara, termasuk juga Bima di dalamnya sudah sejak lama bersama dengan proses hubungan perdagangan antar negara, bangsa Arab yang dikenal dengan sebutan Gujarat mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Bima. Oleh karenanya, penyebutan baberapa nama ibadah mesti menggunakan bahasa Arab.

Tentang hal ini, Sri Wahyuningsih dan Nurul Zuhriyah, dalam penelitiannya menyebutkan teori Renaffaer yang menuturkan bahwa bangsa Arab sudah membangun pusat-pusat pendidikan yang hari ini dikenal dengan sebutan pesantren di Bima sejak abad ke-17 M. Keberadaan instansi pendidikan, pesantren inilah yang juga cukup dominan dalam penggunaan bahasa arab di daerah Bima.

Faktor pendidikan yang memberi landasan kuat atas penyerapan bahasa arab ke bahasa daerah Bima dapat dilihat dalai kata Arab : fiqr, yang ditranmisikan kedalam bahasa Bima menjadi fiki (pikir). Kata haba (kabar) dalam bahasa Bima ditranmisikan dari kata Arab : khabar. Begitu pula dengan penyebutan hari hami (hari Kamis) dalam bahasa Bima diserap dari kata Arab: Khamis.

Berdasarkan beberapa faktor yang telah dijabarkan oleh peneliti, menunjukkan bahwa bahasa masyarakat Nusantara dan juga termasuk bahasa Bima merupakan bahasa serapan dari bahasa Arab. Proses serapan bahasa dan atau kolaborasi suatu dialek suatu bangsa oleh Soerjono Soekanto disebutkan sebagai transmisi kebudayaan dalam bidang pola komunikasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa bangsa Arab sebagai bangsa yang besar telah memengaruhi kebahasaan bahasa Bima.

Penulis: Ahmad Fairozi
Editor: Kendi Setiawan

Tags:
#Bima#tranmisi bahasa#penelitian#Diktis


Tags:

Bagikan:







Pendis
EMIS

GERBANG DATA PENDIDIKAN KEMENTERIAN AGAMA

Pendis
PPG Daljab Kemenag

Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Kemenag RI

Pendis
SPAN PTKIN 2025

Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN 2025

Pendis
SISFODEMA

Sistem Informasi Dosen dan Mahasiswa

Pendis
SILABA

Sistem Layanan Bantuan Pendidikan Agama Islam

Pendis
SIAGA

Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama

Pendis
SIKAP

Sistem Administrasi Keagamaan dan Pesantren

Pendis
BEASISWA

Sistem Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMBA

Sistem Informasi Manajemen Bantuan Pesantren

Pendis
SILADIKTIS

Sistem Informasi Layanan Pendidikan Tinggi

Pendis
SIPPRO

Sistem Informasi Pengajuan Program Studi Baru

Pendis
PENYERTAAN IJAZAH

Layanan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri

Pendis
SIMSARPRAS

Sistem Informasi Sarana Prasarana Madrasah

Pendis
RDM

Rapor Digital Madrasah

Pendis
SIMPRO

Sistem Monitoring Perkembangan Proyek

Pendis
CENDIKIA

Koleksi Elektronik Buku Pendidikan Agama

Pendis
KIP KULIAH

Program beasiswa yang diberikan oleh Kementerian Agama

Pendis
SERDOS

Sistem Sertifikasi Dosen Pendidikan Agama

Pendis
PAKPTK

Layanan Aplikasi Penilaian Angka Kredit PTKI

Pendis
SIMSARPAS PTKI

Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana PTKI

Pendis
LITAPDIMAS

Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendis
BEASISWA TIMTENG

Layanan Beasiswa Timur Tengah

Pendis
SITREN

Sistem Layanan Tanda Daftar Keberadaan Pesantren

Pendis
IJOP PDMA

Selamat datang di layanan Ijin Operasional PDMA

Pendis
SIPDAR LPQ

Tanda Daftar Lembaga Pendidikan Al-Quran

Pendis
PBSB

Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis
SIMORA

Sistem Informasi dan Manajemen PBSB

Pendis
KEMANDIRIAN PESANTREN

Sistem Informasi Kemandirian Pesantren

Pendis
SPACE

Sistem Pembelajaran Agama Cara Elektronik

Pendis
PDUM

Pangkalan Data Ujian Madrasah

Pendis
AKMI

Aplikasi Pendataan Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
PORTAL AKM

Portal Asesmen Kompetensi Madrasah

Pendis
APP MADRASAH

Sistem Kelembagaan dan Kerjasama Madrasah

Pendis
ERKAM

Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pendis
BOS KEMENAG

Bantuan Operasional Sekolah Kemenag

Pendis
IJOP SAH

Izin Operasional Pendirian Madrasah

Pendis
Selamat Datang di Portal PPID Kementerian Agama

Ini adalah website resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pendis
SIMPATIKA

Portal Layanan SIMPATIKA KEMENAG

Pendis
KKGTK

Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan

Pendis
AKGTK

Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan